Respons Fisiologis Benih Udang Mantis (Harpiosquilla raphidea) Pasca Transportasi Sistem Kering, Lembab dan Basah
Abstract
Udang mantis (Harpiosquilla raphidea) merupakan salah satu krustasea air laut bernilai ekonomis tinggi yang diekspor ke Hongkong, Jepang dan Taiwan. Saat ini udang mantis mulai dibudidayakan di beberapa daerah di Indonesia, bahkan di Hongkong dan Taiwan. Sumber suplai benih udang mantis terbesar berasal dari Jambi. Pengangkutan benih dari Jambi hingga ke lokasi budidaya membutuhkan waktu lebih dari 8 jam. Lamanya waktu transportasi tersebut memungkinkan benih udang mengalami stres. Selama ini transportasi ikan hidup sudah dilakukan dengan sistem basah dan sistem kering. Transportasi ikan hidup sistem kering seperti lobster dan kepiting untuk kebutuhan konsumsi sudah dilakukan, namun transportasi benih sistem kering untuk kebutuhan budidaya belum dilakukan. Transportasi udang mantis selama ini dilakukan dengan sistem lembab, namun respons fisiologisnya belum dikaji secara ilmiah baik itu transportasi sistem kering, sistem basah, maupun sistem lembab. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan respons fisiologis benih udang mantis yang diangkut dengan transportasi sistem kering, lembab, dan basah, sehingga dapat ditentukan transportasi yang paling baik untuk benih udang mantis. Penelitian dilakukan selama 3 bulan terhitung dari bulan April hingga Juni 2014 yang berlangsung di Teaching farm Departemen Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Tahapan penelitian ini terdiri dari penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan meliputi uji penentuan jumlah es dan media pengisi serbuk gergaji, penentuan suhu pembiusan, dan uji tingkat konsumsi oksigen (TKO). Penelitian utama meliputi transportasi udang mantis selama 12 jam, dan pemeliharaan udang mantis selama 14 hari dengan menganalisis respons fisiologisnya pada jam ke-1, 3, 6, 12, 24, 72, 168, dan 336 pascatransportasi. Penelitian ini terdiri dari tiga perlakuan transportasi yaitu sistem kering, sistem lembab, dan sistem basah. Setiap perlakuan diberi ulangan sebanyak tiga kali. Sebagai parameter kontrol dilakukan analisis respons fisiologis pada udang mantis yang dipelihara tanpa diberi perlakuan. Hasil uji pendahuluan diperoleh jumlah es terbaik adalah 0,75kg dengan ketebalan serbuk gergaji 3 cm, suhu pembiusan 15 °C dan tingkat konsumsi oksigen udang mantis adalah 1,31± 0,064 mg O2/g/jam. Hasil penelitian utama diperoleh bahwa pada saat pembongkaran udang mantis yang diangkut dengan sistem kering 100% mati, sedangkan untuk sistem lembab dan sistem basah 100% udang dalam kondisi hidup. Respons fisiologis yang diukur saat pembongkaran menunjukkan bahwa transportasi sistem lembab menghasilkan respons stres yang lebih rendah, jumlah total hemosit (THC) 1,97±0,15 sel/mL, glukosa 46,88±10,12 mg/dL, total protein 7,74±0,70 g/dL, cholesterol 69,29±3,85 mg/dL, dan pH hemolim 7,57±0,15. Hasil analisis respons fisiologis udang mantis pascatransportasi menunjukkan bahwa udang yang diangkut dengan sistem lembab lebih cepat pulih mendekati nilai normal dibanding sistem basah. Parameter fisiologis untuk sistem lembab yaitu THC mendekati normal (5,1±0,2x10⁷sel/mL) pada jam ke 72 (4,77±0,312x10⁷sel/mL), glukosa mendekati normal (37,24±0,8 mg/dL) pada jam ke 24 (50,63±3,02 mg/dL), kolesterol mendekati normal (55,68±5,11 mg/dL) pada jam ke 72 (57,18±2,54 mg/dL), pH hemolim mendekati normal (7,41±0,12) pada jam ke 24 (7,44±0,26). Parameter fisiologis untuk sistem basah yaitu THC mendekati normal pada jam ke 168 (4.97±0,76x10⁷sel/mL), glukosa mendekati normal pada jam ke 72 (47,77±5,37 mg/dL), kolesterol mendekati normal pada jam ke 168 (56,96±9,32 mg/dL), dan pH hemolim mendekati normal pada jam ke 72 (7,31± 0,21). Hasil penelitian menunjukkan bahwa transportasi yang paling baik untuk pengangkutan benih udang mantis adalah transportasi sistem lembab dengan respons fisiologis yang lebih rendah, waktu pulih yang lebih cepat, dan menghasilkan laju pertumbuhan sebesar 1,25±0,21% dengan tingkat kelangsungan hidup sebesar 93.3 ± 1.15%.
Collections
- MT - Fisheries [3019]