Uji Kemampuan Campuran Trichoderma sp dan Aspergillus sp sebagai Biodekomposer Terhadap Laju Pengomposan Limbah Jerami Padi
Abstract
Biodekomposer adalah bahan aktif mengandung mikrob yang berperan dalam mempercepat proses pengomposan limbah organik. Dalam penelitian ini digunakan Biodekomposer A yang mengandung Trichoderma harzianum DT 38, T. pseudokoningii DT 39 dan Aspergillus sp. Sebagai pembanding, digunakan Biodekomposer B yang mengandung Trichoderma sp. Pengujian Biodekomposer A dan B ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas keduanya dalam merombak limbah jerami padi menjadi kompos. Percobaan dilakukan menggunakan bak pengomposan yang terbuat dari bambu berukuran 1m x 1m x 1m. Bahan pengomposan yang digunakan adalah limbah jerami padi yang dicampur dengan kotoran sapi, sedangkan perlakuannya adalah: 1) Kontrol (P1, bahan pengomposan tanpa dekomposer), 2) Bahan pengomposan + Biodekoposer A (P2) dan 3) Bahan Pengomposan + Biodekomposer B (P3). Parameter yang diamati yaitu: suhu, nisbah C/N, kadar air, penyusutan volume dan warna kompos. Hasil penelitian menunjukkan pada minggu pertama, tidak terlihat perbedaan suhu pengomposan antar perlakuan, dengan nilai berkisarantara 53,8 oC - 54,5 oC. Pada minggu kedua, penurunan suhu terendah terjadi pada perlakuan P2 (32.1 oC),dan berbeda nyata dengan perlakuan P1(44,5 oC) dan P3 (44,4 oC). Pada minggu ketiga dan keempat terjadi pola penurunan suhu yang sama dengan minggu kedua, dimana pada minggu keempat, perlakuan P2 (31.4 oC) mengalami penurunan terendah dan berbeda nyata dibanding perlakuan P1 (41,3 oC ) dan P3 (35.0 oC). Parameter rasio C/N menunjukkan nilai yang tidak berbeda nyata antar perlakuan, namun demikian, adanya biodekomposer A pada P2 dan biodekomposer B pada P3 menyebabkan kecepatan penurunan rasio C/N pada P2 dan P3 lebih cepat dibandingkan P1. Kadar air kompos menunjukkan perbedaan nyata pada minggu ketiga dan keempat, dimana pada minggu keempat perlakuan P2 memiliki kadar air yang lebih tinggi (68.30%) dibanding perlakuan P1 dan P3 (masing-masing 63.71% dan 62.75%). Data volume tumpukan kompos menunjukkan penambahan biodekomposer A dan B pada P2 dan P3 cenderung mengurangi volume tumpukan kompos lebih cepat dibanding kontrol (P1). Sementara itu warna kompos pada perlakuan P2 tampak lebih gelap dibanding kontrol.