Karakteristik Beras Tiruan dengan Penambahan Rumput Laut dan Pengaruhnya terhadap Kadar Glukosa Darah
Date
2014Author
Setiawati, Natalia Prodiana
Santoso, Joko
Purwaningsih, Sri
Metadata
Show full item recordAbstract
Rumput laut menjadi salah satu komoditas unggulan hasil perikanan yang memiliki banyak manfaat. Kandungan serat pangan dan bahan aktif polifenol pada rumput laut memegang peranan penting terhadap respon glikemik. Efek hipogklikemik dari serat pangan larut air sangat berguna untuk mencegah dan mengelola kondisi metabolik pada pasien diabetes melitus. Rumput laut jenis Sargassum sp mengandung polifenol yang dikenal dengan phlorotanin yang termasuk dalam golongan tanin. Bahan aktif yang terkandung didalamnya dapat berfungsi sebagai anti-diabetes. Tanin dilaporkan dapat menekan peningkatan glukosa darah bagi penderita diabetes melitus tipe 2. Di sisi lain, pemanfaatan bahan pangan lokal seperti jagung dan singkong dalam bentuk beras tiruan dengan teknologi ekstrusi merupakan suatu alternatif diversifikasi pangan. Tujuan penelitian ini adalah menentukan komposisi yang tepat dalam pembuatan beras tiruan dengan penambahan rumput laut Eucheumma cottonii atau Sargassum polycystum, mengkarakterisasi beras tiruan yang dihasilkan, mengevaluasi pengaruh rumput laut terhadap penurunan kadar glukosa darah secara in vivo serta mempelajari profil pulau Langerhans dan sel β pankreas akibat pengaruh penambahan rumput laut pada mencit (Mus musculus). Penelitian dilakukan dalam 3 tahap. Tahap pertama adalah penentuan komposisi beras tiruan yang tepat berdasarkan nilai sensori dan fisikokimia dengan perlakuan perbandingan tiga sumber karbohidrat (beras, jagung dan singkong) dan suhu mesin ekstruder. Penelitian tahap ke-2 adalah penentuan komposisi beras tiruan yang tepat berdasarkan nilai sensori dan fisikokimia setelah dilakukan penambahan rumput laut yang diarahkan pada komposisi yang dapat menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian tahap ke-3 adalah pengujian in vivo pada mencit strain ddY untuk melihat pengaruh kadar glukosa darah dan profil pulau Langerhans dan sel β pankreas setelah diberikan ransum yang mengandung beras tiruan rumput laut. Beras tiruan (komposisi beras: jagung: singkong = 1:3:1 pada suhu ekstruder 90 °C) dengan penambahan rumput laut E. cottonii 20% atau S. polycystum 15% adalah komposisi terbaik. Kedua komposisi ini secara sensori lebih disukai yaitu berturut-turut 8,02 dan 5,33, serta menunjukkan nilai daya cerna pati yang lebih rendah yaitu berturut-turut 15,99% dan 16,96%. Berat badan mencit diabetes yang diberi ransum standar menunjukkan nilai negatif dan berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan lain. Mencit diabetes yang hanya diberi ransum standar cenderung mengalami penurunan berat badan. Mencit diabetes yang diberi metformin, rumput laut E. cottonii atau S. polycystum memperlihatkan nilai yang tidak berbeda nyata. Penurunan kadar glukosa darah mencit yang diberi metformin berkisar 29%, sedangkan mencit yang diberi ransum yang mengandung rumput laut E.cottonii dan S.polycystum berturut-turut adalah 35% dan 41%. Beras tiruan rumput laut dapat direkomendasikan sebagai pangan fungsional dan aman untuk dikonsumsi oleh para penderita diabetes melitus. Profil histopatologi jaringan pankreas terutama pulau Langerhans dan sel β pankreas tampak adanya perbedaan pada setiap perlakuan. Mencit yang diberi perlakuan ransum yang ditambah metformin, E. cottonii dan S. polycystum selama 36 hari menunjukkan adanya perbaikan peradangan yang ditunjukkan dengan pulau Langerhans yang tampak lebih jelas serta jumlah sel-sel β pankreas yang tampak jauh lebih rapat dan lebih banyak dibandingkan dengan mencit diabetes tanpa perlakuan.
Collections
- MT - Fisheries [2934]