Inovasi “kewangi” sebagai gel antiseptik alami dari minyak atsiri kemangi (Ocimum canum)
View/ Open
Date
2014Author
Lindawati, Ema
Lestarie, Nindy
Nurlaela, Eneng
Rival, Mara Anda
Maryati, Siti
Suryani
Metadata
Show full item recordAbstract
Kemangi (Ocimum canum) merupakan salah satu sayuran pelengkap pada makanan terutama daerah tropis seperti Indonesia. Potensi yang dimiliki oleh kemangi dalam bidang kesehatan sangat besar terutama setelah dilakukan ekstraksi dan pengambilan minyak atsiri. Kemangi termasuk kedalam famili Lamiaceae, yang dikenal sebagai tanaman aromaterapi karena mengandung senyawa minyak atsiri. Minyak atsiri kemangi berkisar 0.560 %, kandungan terbesar dalam minyak atsiri kemangi yaitu sitral dengan komposisi 43.45% dan geraniol dengan komposisi 21.13 % . Minyak atsiri yang dihasilkan oleh kemangi sebanyak 1.7% berasal dari daunnya sedangkan 0.75% berasal dari bunganya. Kandungan utama kemangi yaitu terpinol 4, linalool dan gama terpinen sebagai. Minyak atsiri ini secara umum dimanfaatkan sebagai antimikroba dan antikanker. Penelitian ini bertujuan memanfaatkan minyak atsiri pada kemangi (Ocimum canum) sebagai bahan untuk pembersih tangan (handsanitizer) atau gel antiseptik alami. Minyak atsiri tidak akan menyebabkan resistensi mikroba dikarenakan kompleksitas minyak atsiri yang tidak hanya mengandung alkohol tapi linalool, geraniol, sitral, dan eugenol yang terkandung dalam kemangi terbukti ampuh sebagai antibakteri dan antimikroba. Berdasarkan potensi tersebut, minyak atsiri kemangi sangat mungkin digunakan sebagai antiseptik alami. Formulasi yang diusung adalah pembersih tangan dalam bentuk gel. Penelitian dimulai dengan proses koleksi kemangi, pembuatan minyak atsiri dengan cara menyuling kemangi menggunakan distilasi uap dengan menggunakan suhu 100-115oC selama 8 jam bagian kemangi yang digunakan yaitu batang dan daun , pengujian efektivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia colidengan berbagai perbandingan konsentrasi antara propilena glikol dengan minyak atsiri yaitu kontrol positif (ampisilin), 0, 20, 40, 60, 80, dan 100% dengan waktu inkubasi 1-2 hari pada suhu 370C yang dihitung daya hambat minyak atsiri terhadap kultur bakteri,analisis statistika digunakan untuk mengetahui dosis mana yang berpengaruh terhadap daya hambat bakteri, pembuatan gel dilakukan dengan pencampuran minyak atsiri, karbomer, alkohol 70%, NaOH 1N dan aquades. Serta melakukan pengujian antibakteri terhadap handsinitizer komersial dengan kewangi dengan membandingkan jumlah koloni yang tumbuh. Gel dikemas dalam kemasan plastik sebanyak 40 ml. Uji kesukaan dilakukan pada masyarakat sebagai koresponden dengan melihat kesukaan pada warna, kekentalan, kesan lembab, aroma (wangi), dan kemasan. Uji kesukaan ini dilakukan dengan statistika deskriptif jumlah koresponden yang kami ambil yaitu 50 orang dengan rincian kalangan akademik 20 orang, dosen 10 orang, dan masyarakat umum 20 orang (pendapatan menengah ke atas). Uji kesukaan ini dengan membandingkan antara produk kewangi dan handsinitizer komersial yang Uji kesukaan dilakukan pada masyarakat sebagai koresponden dengan melihat kesukaan pada warna, kekentalan, kesan lembab, dan aroma (wangi). Uji kesukaan ini dilakukan dengan statistika deskriptif untuk. Jumlah koresponden yang kami ambil yaitu 50 orang dengan rincian kalangan akademik 20 orang, dosen 10 orang, dan masyarakat umum 20 orang. Uji kesukaan ini dengan membandingkan antara produk kewangi dan handsinitizer komersial yang terlebih dahulu tanpa diberitahu nama produknya.
Collections
- PKM - Penelitian [437]