Ekstrak sarang semut (myrmecodia sp.) Sebagai antihiperglikemik
View/ Open
Date
2013Author
Rahayu, Wenny Tiara A
Sahara, Rita
Puspita, AA Ayu Putu
Dhelia, Ia Arga
Saogo, Krisye M
Kustiariyah
Metadata
Show full item recordAbstract
Diabetes melitus merupakan penyakit yang sulit disembuhkan, tetapi dampaknya dapat dikontrol dengan upaya perencanaan diet, mempertahankan berat badan normal dan melakukan olahraga yang cukup. Obat hanya diberikan jika setelah melakukan berbagai upaya tersebut secara maksimal, tetapi tidak berhasil mengendalikan kadar glukosa darah. Salah satu jenis obat antidiabetik adalah golongan inhibitor enzim α-glukosidase. Sarang semut (Myrmecodia sp.) tersebar di hutan bakau di Papua yang secara turun temurun dikonsumsi dalam bentuk rebusan bubuk tanaman sarang semut dan dimanfaatkan untuk menyembuhkan beragam penyakit ringan dan berat seperti kanker dan tumor, asam urat, jantung koroner, wasir, TBC, migren, reumatik, dan leukemia. Berdasarkan literatur, tanaman sarang semut mengandung senyawa-senyawa kimia dari golongan flavonoid yang berperan sebagai antihiperglikemik. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan sarang semut (Myrmecodia sp.) dimanfaatkan secara tradisional sebagai obat antidiabetes oleh masyarakat Papua karena belum ada yang meneliti efektivitas sebagai antihiperglikemik dalam menghambat aktivitas enzim α-glukosidase dengan cara menguji komponen bioaktif pada ekstrak sarang semut dengan menggunakan uji fitokimia dan melihat pengaruh konsentrasi ekstrak tanaman sarang semut sebagai inhibitor enzim α- glukosidase. Uji fitokimia membuktikan bahwa ekstrak metanol mengandung fenol dan flavonoid, ekstrak air mengandung fenol, flavonoid, dan tanin. Ekstrak metanol menghambat aktivitas α-glukosidase hingga 98.55%, dan ekstrak air menghambat aktivitas α-glukosidase hingga 9.37%.
Collections
- PKM - Penelitian [437]