“Eco-dryer “ rancang bangun pengering rumput laut berbasis aerodynamic desaign and green house effect sebagai terapan teknologi pengering di kawasan budidaya pesisir pantai
View/ Open
Date
2014Author
Nugraha, Ryan Budi
Rahman, Muhammad Nafis
Faisol, M
Wibowo, Prakoso Ari
Abidin, Jamhari
Sutejo, Agus
Metadata
Show full item recordAbstract
Indonesia dengan kelautannya yang cukup luas memiliki potensi yang sangat besar dalam pembangunan perekonomian yang berkelanjutan, hal itu didukung oleh iklim yang kondusif untuk perkembangan biota-biota yang terdapat di dalamnya, baik sebagai sumber protein hewani maupun bahan baku pangan yang lainnya. Sumber daya alam ini jika dikelola dengan baik, dapat menjadikan Indonesia memiliki kekuatan ekonomi yang bersifat masif karena dengan pengelolaan kelautan yang memadai masyarakat secara luas akan dapat merasakan pengaruh yang cukup besar, hal itu digambarkan dengan kondisi kesejahteraan masyarakat di pesisir pantai yang masih kurang dari layak. Perubahan iklim yang tidak menentu menyebabkan masyarakat nelayan yang umumnya masih mengandalkan cuaca dalam bekerja harus terganggu, sehingga pendapatannya menurun. Oleh karena itu diperlukan pengelolaan sumber daya alam yang lain, sehingga ketika kondisi laut kurang memadai untuk mencari ikan dapat berganti aktivitas dengan mengelola sumber penghasilan dari hasil kelautan yang lain. Salah satu yang berpotensi untuk dikembangkan dalam pengelolaan yang berkelanjutan adalah pembudidayaan rumput laut. Rumput laut cukup mudah dibudidayakan di perairan pantai di Indonesia. Rumput laut (seaweed) merupakan salah satu komoditi yang potensial dan dapat menjadi andalan bagi upaya pengembangan usaha skala kecil dan menengah yang sering disebut sebagai UKM. Akan tetapi yang menjadi kendala dalam membantu proses pembudidayaan rumput laut adalah penanganan pascapanen yang harus dilakukan untuk memenuhi standar jual rumput laut. Dasar dari penangan rumput laut ini adalah dalam hal pengeringan yang bertujuan untuk menurunkan kadar air dari rumput laut tersebut. Sedangkan mekanisme kerja yang dilakukan oleh petani masih menggunakan cara konvensional yakni dengan dijemur secara sederhana di pesisir. Pengerjaan tersebut memiliki kendala yang cukup banyak, mulai dari pengerjaan yang berat karena bobotnya yang tinggi, pengeringan yang dilakukan secara manual membutuhkan waktu yang relatif lama dan juga sangat bergantung dengan cuaca, hal inilah yang menjadi latar belakang betapa pentingnya pengembangan teknologi pasca panen rumput laut yang lebih tepat guna dan juga aplikatif pada kondisi yang ada.
Collections
- PKM - Karsa Cipta [89]