Pengujian efek sekunder dari tikus yang mengonsumsi rodentisida sebagai mangsa burung hantu celepuk (otus sp.) serta preferensinya terhadap umpan
View/ Open
Date
2013Author
Martadita, Ardiana
Laily Aswari, Royhani
Andini, Rian
Rakhman, Aulia
Metadata
Show full item recordAbstract
Salah satu komoditas perkebunan yang penting adalah kelapa sawit. Beberapa kendala yang dihadapi petani kelapa sawit, salah satunya adalah tikus pohon (Rattus tiomanicus Miller). Tikus memiliki kemampuan reproduksi yang tinggi dan dapat merusak hasil panen kelapa sawit. Pengendalian yang efektif dan ramah lingkungan sangat dibutuhkan, salah satunya dengan rodentisida dan musuh alami tikus (burung hantu). Namun, penggunaan rodentisida yang dibarengi dengan penggunaan musuh alami tidaklah tepat. Perlu adanya uji efek sekunder terhadap burung hantu yang mengonsumsi tikus yang sudah mengonsumsi racun terlebih dahulu. Selain itu, burung hantu celepuk (Otus sp.) perlu diuji dengan beberapa jenis umpan. Metode yang digunakan adalah bi-choice test. Pada pengujian efek sekunder terdapat 3 jenis racun (bromadiolon, brodifakum, dan flokumafen) masing-masing 5, 5,dan 4 ulangan. Terdapat 3 perlakuan yaitu, perlakuan 2 hari tikus makan rodentisida, 3 hari, dan 4 hari dan diselingi dengan masa pemulihan selama 13 hari. Pengujian preferensi umpan terdiri dari empat perlakuan yaitu, pemberian tikus dengan larva kumbang, tikus dengan kadal, tikus dengan ikan, dan tikus dengan jangkrik. Setiap perlakuan dilakukan selama 7 hari dengan selang adaptasi 3 hari. Sebelum dan sesudah perlakuan,umpan yang diberikan selalu ditimbang awal dan akhir untuk mengetahui jumlah umpan yang konsumsi. Pengujian efek sekunder menunjukkan adanya efek sekunder pada burung hantu celepuk yaitu, kondisi yang lemah dan kurang aktif, nafsu makan berkurang, dan mengalami kematian. Data pengujian preferensi umpan menunjukkan perbedaan hasil yang signifikan antara tikus dengan umpan lain. Konsumsi burung hantu celepuk reban terhadap tikus lebih tinggi daripada larva, kadal, ikan, dan jangkrik.
Collections
- PKM - Penelitian [437]