Pelestarian Lanskap Sejarah Kota Baubau Sebagai Kota Pusaka Indonesia Di Provinsi Sulawesi Tenggara
Date
2014Author
Syahadat, Ray March
Arifin, Nurhayati Hs
Arifin, Hadi Susilo
Metadata
Show full item recordAbstract
Kota Baubau, di Pulau Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan salah satu kota prioritas dalam program kota pusaka Indonesia. Salah satu alasan ditetapkannya Baubau sebagai satu dari sepuluh kota prioritas dalam program tersebut yaitu kota ini memiliki kekayaan budaya dan sejarah yang tinggi, baik yang wujud maupun tak wujud. Tim kota pusaka telah melakukan inventarisasi aset pusaka makro dan juga membuat zonasi namun belum menyeluruh. Tujuan dari penelitian ini adalah menginventarisasi dan menganalisis karakter lanskap sejarah di Kota Baubau, mengkaji partisipasi masyarakat dalam mendukung Kota Baubau sebagai kota pusaka, dan menyusun strategi pelestarian lanskap sejarah di Kota Baubau. Metode yang digunakan antara lain penelusuran dan penilaian lanskap sejarah, survei kepada masyarakat, dan analytical hierarchy process. Hasil yang diperoleh terdapat 17 lanskap sejarah yang merepresentasikan empat periode yaitu prakerajaan, kerajaan dan kesultanan, kolonial, dan pascakemerdekaan. Hasil analytical hierarchy process, menunjukkan bahwa komponen keunikan merupakan komponen prioritas dalam upaya pelestarian lanskap sejarah sedangkan alternatif prioritasnya yaitu peninggalan dengan karakter lanskap kerajaan dan kesultanan. Lanskap sejarah yang memiliki nilai prioritas yang tinggi antara lain lanskap Benteng Sorawolio, Keraton Buton, serta Baadia dan sambali. Zona yang ditetapkan oleh tim kota pusaka dengan perluasan berdasarkan hasil kajian pada penelitian ini, dapat memenuhi kriteria outstanding universal value of world heritage pada kriteria (i), (ii), (iii), dan (iv). Berdasarkan hasil survei kepada 359 responden, sebanyak 61% masyarakat tidak mengetahui bahwa Baubau telah ditetapkan sebagai salah satu kota pusaka di Indonesia, namun mereka mengganggap bahwa seluruh lanskap sejarah harus dilestarikan. Pengetahuan mengenai kota pusaka, sejarah, dan objek sejarah di Baubau oleh masyarakat yang tinggal di pinggir kota lebih rendah dibandingkan masyarakat yang tinggal di tengah kota. Masyarakat umumnya ingin terlibat sebagai pengontrol pelestarian lanskap sejarah di Baubau. Masyarakat juga ingin melestarikan kebudayaan-kebudayaan yang rentan hilang, asalkan memiliki manfaat ekonomi. Strategi pelesetarian yang diberikan antara lain kebijakan perlindungan, peningkatan keterlibatan masyarakat, dan penataan lanskap sejarah.
Collections
- MT - Agriculture [3683]