Moduza procris Cramer (Lepidoptera: Nymphalidae) pada Daun Jabon Merah dan Putih (Anthocephalus spp.): Perkembangan dan Preferensi Makan
Abstract
Jabon putih (Anthocephalus cadamba Miq.) dan jabon merah (A. macrophyllus Roxb. Havil) termasuk dalam famili Rubiaceae. Tanaman ini mempunyai banyak keunggulan serta merupakan tanaman yang dibudidayakan pada hutan tanaman industri dan hutan rakyat saat ini. Moduza procris (Lepidoptera: Nymphalidae) adalah hama baru yang menyerang daun jabon, dengan pola serangan daun dimakan dari ujung dan meninggalkan tulang daun. Penelitian ini bertujuan mengamati perkembangan dan preferensi makan hama M. procris, serta mengkaji kandungan kimia (senyawa primer dan senyawa metabolik sekunder) yang terdapat pada kedua jenis daun jabon tersebut. Metode penelitian preferensi makan dilakukan dengan metode pilihan (choise) dan tanpa pilihan (no choise) pada larva instar 4. Pengujian kandungan kimia daun dilakukan dengan menggunakan analisis proksimat dan analisis fitokimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata perkembangan lama stadia M. procris lebih singkat pada jabon merah daripada jabon putih. Larva terdiri dari 5 instar. Rata-rata stadium instar larva pada jabon merah 16.00 hari dan pada jabon putih 17.20 hari. Pupa menempel pada daun dengan bantuan juluran ujung posterior (kremaster). Stadium pupa yaitu 8.70 hari pada jabon merah dan 8.10 hari pada jabon putih. Stadium imago betina 11.75 hari dan imago jantan 11.50 hari pada jabon merah. Stadium imago betina 15.25 hari dan imago jantan 14.50 hari pada jabon putih. Sebaliknya rata-rata ukuran M. procris relatif lebih besar pada daun jabon putih daripada jabon merah. Pengujian proksimat menunjukkan bahwa kandungan nutrisi penting seperti kadar air, protein, karbohidrat (serat dan BETA-N), nitrogen, ADF (Acid Detergent Fiber) dan lignin lebih banyak pada jabon putih yaitu berturut-turut 96.35%, 16.44%, (14.49%, 56.29%), 2.63%, 38.72% dan 24.21%. Sebaliknya kandungan lemak dan selulosa banyak terdapat pada jabon merah yaitu berturut-turut 3.15% dan 10.13%, sedangkan kandungan lainnya seperti kadar abu, Ca, P dan silika dalam jumlah yang relatif sama yaitu berturut-turut 6.72%, 1.47%, 0.25% dan 0.04 pada jabon putih; dan 6.95%, 1.84%, 0.32%, 0.07% pada jabon merah. Kandungan garam (NaCl) dalam persentase yang sama yaitu 0.03%. Pengujian fitokimia menunjukkan ada dua senyawa yang terdeteksi yaitu senyawa kuinon dan steroid. Kedua senyawa yang terdeteksi ini lebih banyak terdapat pada daun jabon merah dibandingkan jabon putih. Rata-rata kemampuan makan larva instar 4 secara berturut-turut adalah 105.61 cm2 pada jabon merah dan 18.11 cm2 pada jabon putih untuk metode pilihan. Sebaliknya pada metode tanpa pilihan rata-rata kemampuan makan yaitu 130.08 cm2 pada jabon merah dan 141.23 cm2 pada jabon putih.
Collections
- MT - Forestry [1411]