Penilaian Lanskap Budaya Rumah Larik di Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi
Date
2014Author
Hasibuan, Mohammad Sanjiva Refi
Arifin, Nurhayati HS
Kaswanto
Metadata
Show full item recordAbstract
Lanskap budaya Rumah Larik merupakan lanskap permukiman tradisional suku Kerinci yang terbentuk dan berkembang secara organik sebagai hasil interaksi antara manusia dengan lingkungan di sekitarnya. Permasalahan yang terjadi pada lanskap budaya ini yaitu semakin hilangnya karakter lanskap akibat perkembangan dan pembangunan yang tidak memperhatikan kelestarian lanskap budaya ini. Hal ini juga didukung oleh rendahnya kepedulian masyarakat, para pemangku adat, serta pemerintah terhadap elemen dan lanskap peninggalan yang ada. Tujuan dari penelitian ini adalah menilai karakter lanskap budaya Rumah Larik Kota Sungai Penuh yang berada dalam wilayah adat Depati nan Bertujuh, menilai tingkat signifikansi atau nilai penting lanskap, dan menentukan tindakan pelestarian yang tepat untuk diterapkan pada lanskap budaya Rumah Larik ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Landscape Character Assessment (LCA), Semantic Differential (SD), dan Cultural Heritage Landscape Assessment (CHLA). Berdasarkan hasil penilaian dan analisis terhadap 11 karakteristik lanskap menurut Lennon dan Matthews (1996) maka disimpulkan bahwa karakter lanskap budaya Rumah Larik di Kota Sungai Penuh adalah lanskap permukiman tradisional yang berbasis pertanian dan sumberdaya alam lokal. Indikatornya adalah penggunaan lahan yang didominasi oleh lahan pertanian berupa sawah dan ladang serta aktivitas budaya masyarakat yang selalu terkait dengan pertanian dan pemanfaatan sumberdaya alam lokal. Area karakter lanskap budaya Rumah Larik adalah area permukiman Rumah Larik yang mengelompok dan berpola sejajar memanjang serta dekat dengan sumber air. Adapun karakteristik kuncinya yaitu elemen-elemen lanskap seperti Rumah Larik, masjid, surau, bilik padi, tabuh larangan, makam nenek moyang, dan sungai. Sementara karakter estetika lanskap budaya ini berdasarkan persepsi responden adalah keaslian, tradisional, dan keindahan. Hasil penilaian signifikansi lanskap menunjukkan bahwa lanskap budaya Rumah Larik Enam Luhah, Pondok Tinggi, dan Dusun Baru secara berturut-turut memiliki nilai penting 24, 22, dan 19 yaitu termasuk kategori signifikansi sedang. Artinya nilai penting lanskap yang terdiri atas nilai penting estetika, sejarah, sosial/spiritual, dan ilmiah semakin hilang sehingga diperlukan upaya untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan kembali nilai penting tersebut. Upaya atau tindakan yang diusulkan adalah melakukan registrasi, pemeliharaan, rekonstruksi, adaptasi, pemanfaatan, mempertahankan asosiasi dan makna, interpretasi, serta penelitian terhadap lanskap budaya Rumah Larik ini.
Collections
- MT - Agriculture [3682]