Konflik Kerja-Keluarga, Tipologi Keluarga, dan Kepuasan Perkawinan pada Keluarga dengan Suami-Istri Bekerja
Abstract
Ketidakseimbangan antara permintaan dengan ketersediaan lapangan kerja bagi wanita yang semakin meningkat dari tahun ke tahun menciptakan dua pilihan kegiatan ekonomi yang dapat dijalankan oleh wanita, yaitu di sektor formal dan informal. Peran ganda wanita, yaitu di tempat kerja dan dalam rumah tangga menghasilkan ketegangan dan konflik (role strain). Konflik tersebut terbagi menjadi dua, yaitu konflik kerja mengganggu keluarga dan konflik keluarga mengganggu kerja. Tuntutan dalam menyeimbangkan kehidupan pekerjaan dan keluarga (balancing work and family life) dapat menjadi sumber stres dalam kehidupan keluarga, sehingga menjadi pencetus menurunnya kepuasan perkawinan (satisfaction) dan berakibat buruk bagi keutuhan suatu keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konflik kerja-keluarga, tipologi keluarga dan kepuasan perkawinan istri pada keluarga dengan suami istri bekerja. Penelitian ini mengacu pada penelitian payung yang bertema keseimbangan kerja dan keluarga (balancing work and family) menggunakan desain cross sectional study. Penentuan lokasi dilakukan secara purposive di Kecamatan Bogor Barat dan Kecamatan Bogor Tengah. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Februari – Juni 2014. Contoh dalam penelitian ini adalah istri bekerja di sektor formal dan informal yang memiliki salah satu anak berumur 0-6 tahun. Teknik penarikan contoh dilakukan secara stratified non-proporsional random sampling sebanyak 120 orang. Hasil penelitian menunjukkan istri yang bekerja di sektor formal cenderung mengalami konflik kerja-keluarga yang lebih tinggi dibandingkan dengan istri yang bekerja di sektor informal. Hal tersebut diduga karena aturan di tempat kerja dan lama perjalanan ke tempat kerja pada sektor formal lebih menuntut waktu dan perhatian dibandingkan dengan pekerjaan di sektor informal. Tingkat pendidikan istri dan pendapatan keluarga berhubungan positif dengan kepuasan perkawinan. Jumlah anggota keluarga dan lama pernikahan berhubungan negatif dengan kepuasan perkawinan. Tidak ada perbedaan indikator tipologi antara istri yang bekerja di sektor formal dan informal. indikator tipologi yang perlu ditingkatkan adalah ketangguhan dan ikatan keluarga. Hasil penelitian ini merekomendasikan bahwa instansi ketenagakerjaan perlu menyusun kebijakan yang ramah keluarga, terutama berkaitan dengan fasilitas, waktu kerja dan pendapatan pekerja. Bagi Lembaga Swadaya Masyarakat dan Lembaga Pendidikan agar meningkatkan sosialisasi mengenai peningkatan pendidikan dan keterampilan guna meningkatkan penghasilan keluarga.
Collections
- MT - Human Ecology [2190]