Analisis alokasi investasi dalam rangka mengatasi masalah kemiskinan di provinsi lampung
Abstract
Provinsi Lampung merupakan daerah yang masih memiliki penduduk miskin terbanyak kedelapan di seluruh Provinsi Indonesia pada tahun 2010, yaitu sebesar 18.94 persen. Salah satu penyebab tingginya kemiskinan di Lampung yaitu tingkat pengangguran yang relatif tinggi, hal itu dibuktikan pada tingkat pengangguran tahun 2011 sebesar 5.78 persen. Tingkat pengangguran tersebut menempati urutan kelima terbanyak di Pulau Sumatera. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis alokasi investasi untuk mengatasi masalah kemiskinan dan pengangguran. Penelitian ini menggunakan data sekunder periode 2010-2013. Analisis dilakukan dengan Location quotient, Input-Output dan Indeks composit. Hasil analisis menunjukan bahwa sektor unggulan yang didapatkan adalah sektor pertanian serta sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Alokasi investasi dapat diprioritaskan pada sektor industri pengolahan untuk meningkatkan kesempatan kerja. Formulasi kebijakan pada penelitian ini meliputi alokasi dana investasi sebaiknya memilih subsektor industri yang berbasis kuat, pemerintah lebih menciptakan iklim investasi yang kondusif serta adanya perlindungan dan fasilitas penunjang untuk sektor industri pengolahan. Population of poor people in Lampung is the eight highest in Indonesia in 2010. High of unemployment rate is one of the causes of high poverty in Lampung. The unemployment rate was the fifth highest in Sumatera in 2011. This research is conducted to analyze the invesment allocation to overcome the poverty and unemployment problem. This research uses secondary data in the period of 2010-2013. This analysis method used location quotient, input-output table and composit index. The result of this research show that agriculture sector, financial institution sector, real estate sector, business service sector are the leading sector of Lampung Province. The invesment allocation can be prioritized in manufacturing sector in order to increase employment. The policies formulated by this research are that the invesment is better to be allocated in manufacturing sector with a strong basis, the goverment need to create a condusive invesment climate, protection, and facilities to support manufacturing sector.