Korelasi Cu-akar dan Cu-tajuk Jagung dengan Cu-tanah pada Empat Tipe Penggunaan Lahan Pertanian di Kawasan Urban-Industri Cileungsi Jawa Barat
Abstract
Pengembangan kawasan industri di daerah yang sebelumnya merupakan kawasan pertanian selain menyebabkan alihfungsi lahan pertanian produktif juga meningkatkan peluang kejadian kontaminasi tanah. Salah satu kontaminan tanah adalah logam berat. Kontaminasi logam berat dalam tanah pertanian dapat menurunkan produktivitas tanah dan kualitas hasil pertanian. Salah satu logam berat yang juga merupakan hara esensial mikro bagi tanaman dan hewan adalah tembaga (Cuprum, Cu). Salah satu kawasan dengan karakteristik yang memungkinkan terjadinya kontaminasi logam berat adalah kawasan urban-industri. Kawasan seperti ini dicirikan oleh kepadatan penduduk, industri dan transportasi yang tinggi, namun penggunaan lahan dominan masih untuk aktivitas budidaya pertanian. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi korelasi antar bobot kering, kadar dan serapan Cu akar dan tajuk tanaman uji jagung dengan Cu tanah terekstrak NH4OAc-EDTA (CuNH4OAc-EDTA; tersedia) dan Aqua Regia (CuAR; total) serta toleransi tanaman uji terhadap Cu dan pengalihan Cu dari tanah ke jaringan tanaman uji pada penggunaan lahan kering, pekarangan, sawah tadah hujan dan kebun campuran di kawasan urban-industri Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sebagai tanaman uji digunakan jagung hibrida yang ditanam dengan metode Nebaüer (20 benih dalam 200 g BKM tanah selama 21 hari di rumah kaca). Analisis jaringan tanaman menggunakan metode pengabuan basah (HNO3). Hasil analisis regresi linier menunjukkan bahwa kadar CuNH4OAc-EDTA berkorelasi nyata positif dengan CuAR (n=15; p=0.0452) dan 9.98% dari total Cu tanah (CuAR) terdiri atas CuNH4OAc-EDTA. Namun, berdasarkan tipe penggunaan lahan, CuNH4OAc-EDTA tidak berkorelasi nyata dengan CuAR. Kadar CuNH4OAc-EDTA berkorelasi nyata positif dengan Cu-tanaman (n=15; p=0.045), sedangkan dengan Cu-akar dan Cu-tajuk berdasarkan tipe penggunaan lahan tidak nyata.Peningkatan kadar Cu-akar dan Cu-tajuk diikuti oleh peningkatan bobot kering akar dan tajuk. Serapan Cu tertinggi pada akar dan tajuk tanaman terjadi pada lahan pekarangan dan kebun campuran. Indeks toleransi (Ti) jagung terhadap Cu pada akar (2.1- 3.0) lebih tinggi daripada pada tajuk (2.0 - 2.7). Koefisien pengalihan (ct) Cu ke jaringan tanaman jagung adalah 0.668 – 9.631 dengan nilai ct Cu terrendah pada tanah di lahan pekarangan.