Sistem Pengendali Kemudi Traktor Otomatis Empat Roda Pada Operasi Pengolahan Tanah
View/ Open
Date
2014Author
Sutisna, Setya Permana
Subrata, I Dewa Made
Setiawan, Radite Praeko Agus
Metadata
Show full item recordAbstract
Potensi keuntungan traktor otomatis yaitu dapat meningkatkan produktivitas, akurasi, efisiensi, dan keamanan operator. Penelitian traktor otomatis di IPB terdahulu telah membuat rancang bangun sistem kemudi otomatis traktor pertanian. Beberapa bagian kemudi yang dikendalikan yaitu setir, kopling, akselerasi, dan tuas implemen. Traktor dapat bergerak secara otomatis mengikuti lintasan acuan tanpa dikemudikan operator. Kendala yang dihadapi yaitu traktor hanya dapat bergerak maju sehingga ketika traktor berbelok ke lintasan berikutnya terdapat bagian lahan yang tidak terolah. Selain itu, penentuan orientasi traktor menggunakan dua titik posisi traktor menjadi kurang akurat ketika pengiriman pesan data posisi oleh GPS terganggu. Kebutuhan jarak yang cukup besar untuk menyesuaikan posisi traktor setelah proses belok. Tujuan penelitian ini mengembangkan sistem pengendalian dan model prediksi posisi traktor untuk meningkatkan presisi dan akurasi. Modifikasi algoritma dan pengendali sistem kemudi untuk meningkatkan kemampuan manuver traktor otomatis dan penyesuaian posisi pada lintasan acuan. Hasil simulasi dan pengujian riil di lapangan dibandingkan trhadap model prediksi posisi dan menguji kinerja traktor otomatis untuk aplikasi pengolahan tanah dengan pola lintasan kerja continuous. Traktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah traktor empat roda 45 HP yang telah dimodifikasi menjadi traktor otomatis. Sensor navigasi yang digunakan adalah RTK DGPS dengan ketelitian 3-5 cm. Pemrosesan data GPS menjadi informasi posisi menggunakan komputer (laptop)yang digunakan untuk menghasilkan perintah gerak bagian – bagian kemudi. Masing-masing bagian sistem kemudi digerakkan dengan menggunakan sumber tenaga penggerak motor DC. Pengendalian setir terus dilakukan selama traktor berjalan agar traktor dapat mengikuti lintasan acuan dengan tepat. Penentuan besar sudut roda kemudi yang harus terbentuk dihitung berdasarkan simpangan dan orientasi traktor. Pengujian lintasan lurus dilakukan dengan panjang lintasan 30 m dan kecepatan maju traktor 0.5 m/s menghasilkan besar simpangan rata-rata terhadap lintasan acuan sebesar 8.62 cm. Pengujian pengolahan tanah dilakukan pada lahan ukuran 30 m x 20 m dengan menggunakan implemen bajak rotari dan bajak piring. Hasil pengujian diperoleh simpangan rata-rata sebesar 12.7 cm untuk bajak rotari dan 18.8 cm untuk bajak piring. Berdasarkan pengujian riil di lapangan terhadap simulasi model prediksi posisi traktor menunjukkan bahwa model prediksi posisi dapat ditambahkan pada program pengendalian. Simpangan posisi hasil simulasi model prediksi terhadap posisi riil pengujian lintasan lurus yaitu 13.4 cm. Penambahan model prediksi tersebut dapat mengurangi kesalahan penentuan orientasi traktor ketika pengiriman data GPS terganggu.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2276]