Kerugian Ekonomi dan Kebutuhan Vegetasi untuk Menurunkan Emisi Karbon Kendaraan Bermotor di Kota Bogor
View/ Open
Date
2014Author
Lesmana, Setia
Hidayat, Aceng
Ismail, Ahyar
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini bertujuan mengetahui berapa kerugian ekonomi dalam hal ini biaya kesehatan yang ditanggung warga, bagaimana neraca emisi karbon, dan apakah total emisi karbon bisa diserap vegetasi pohon (roadside) eksisting, serta berapa vegetasi pohon yang dibutuhkan untuk menyerap total emisi. Tingkat emisi karbon monoksida (CO) dan karbon dioksida (CO2), serta daya rosot karbon oleh pohon dihitung, baik pada batang maupun pada tajuk pohon. Selisih volume CO2 yang diserap batang dan tajuk dengan volume emisi KBM menghasilkan data apakah emisi CO2 KBM berhasil diserap pohon seluruhnya atau tidak. Nilai kerugian ekonomi dihitung baik yang bersifat aktual maupun potensial sesuai standar organisasi kesehatan dunia (WHO). Kerugian aktual diperoleh melalui wawancara terhadap 72 responden, sedangkan kerugian potensial menggunakan metode benefit transfer. Biaya kesehatan yang dikeluarkan rata-rata sebesar Rp 492.500,00 per tahun. Sedangkan potensi pendapatan yang hilang karena tidak bekerja berkisar antara Rp 25 ribu hingga Rp 230 ribu per bulan. Total kerugian ekonomi (potensi pendapatan hilang + biaya pengobatan) mencapai kisaran Rp 0,66 juta per tahun/orang - Rp 3,24 juta per tahun/orang. Sementara itu nilai kerugian ekonomi potensial berdasarkan metode benefit transfer mencapai Rp 33.059.687,00 per rumah tangga per tahun untuk biaya kesehatan dan nilai pendapatan yang hilang sebesar Rp 1.422.624,- per hari. Tingkat emisi di kota Bogor mencapai 7,73 ton CO/hari setara 2.823 ton CO/tahun, sedangkan tingkat emisi CO2 mencapai 317,25 ton per hari atau setara 115.481,40 ton per tahun. Berdasarkan perhitungan daya rosot pohon, sebanyak 88.312,97 ton CO2 per tahun yang diserap oleh pohon roadside. Artinya dalam setahun terdapat 27.168 ton CO2 yang tidak terserap oleh pohon roadside. Sehingga jumlah pohon roadside eksisting belum mencukupi untuk bisa menyerap emisi karbon seluruhnya. Jika merujuk pada daya rosot pohon Mahoni (Swettiana mahagoni) sebesar 295,73 kg/tahun (Dahlan, 2007) maka dibutuhkan vegetasi pohon sebanyak 918.700 pohon untuk menyerap emisi CO2 yang tidak terserap. Sedangkan untuk Kenari (Canarium asperum) dengan daya rosot 197,17 kg CO2 per tahun dibutuhkan 1.377.920 pohon kenari untuk menyerap 27.168 ton CO2 yang tidak terserap. Perlu dilakukan penanaman pohon secara besar-besaran secara roadside untuk membalikkan neraca penyerapan emisi CO2 (daya rosot pohon) menjadi positif. Vegetasi roadside juga berfungsi sebagai green belt (sabuk hijau) kawasan permukiman dari pecemaran emisi. Sesuai dengan aturan penanaman pohon di pinggir jalan untuk kawasan perkotaan (Kementerian PU, 2012), maka dibutuhkan sekitar 115 km – 173 km jalan baru untuk menanam pohon sebanyak itu. Namun, membenahi fasilitas transportasi publik agar lebih nyaman, aman, tepat waktu dan terjangkau lebih mendesak agar masyarakat memilih transportasi umum.
Collections
- MT - Economic and Management [2971]