Kandungan Senyawa Bioaktif dan Uji Fitokimia Sinularia sp dan Lobophytum sp dari Perairan Pulau Pongok Bangka Selatan.
View/ Open
Date
2014Author
Apri, Rezi
Zamani, Neviaty P.
Effendi, Hefni
Metadata
Show full item recordAbstract
Pemanfaatan karang lunak Sinularia sp dan Lobophytum sp sebagai sumber senyawa bioaktif dengan beragam senyawa metabolit sekunder yang dihasilkannya, sangat mempunyai potensi dalam bidang pengobatan, termasuk sebagai bahan antibakteri. Namun pemanfaatan tersebut harns memperhatikan kelangsungan hidup dari organisme. Hasil penelitian yang telah dilakukan selama ini secara garis besar menunjukkan bahwa senyawa metabolisme sekunder yang diproduksi karang lunak sangat ditentukan oleh karakteristik lingkungannya termasuk didalamnya adalah pengaruh faktor geografis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas daya hambat antibakteri dan kandungan senyawa fitokimia dari ekstrak Sinularia sp dan Lobophytum sp di perairan Pulau Pongok, Bangka Selatan. Proses pengambilan sampel dilakukan dengan penyelaman menggunakan alat selam scuba. Sampel uji Sinularia sp dan Lobophytum sp, masing-masing diperoleh pada kedalaman 3 meter dan 9 meter. Sampel kemudian diekstraksi menggunakan metode ekstraksi bahan aktif dan dilakukan uji daya hambat bakteri untuk mengetahui seberapa besar daya hambat ekstrak terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Analisis data menggunakan metode Analisis Komponen Utama (peA). Untuk mengetahui kandungan senyawa pada Sinularia sp dan Lobophytum sp dilakukan uji fitokimia. Hasil penelitian diperoleh, daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri E. coli tertinggi adalah 15.00 ± 0.4 mm, yaitu dari ekstrak Sinularia sp kedalaman 3 meter. Hal ini dikarenakan Respon Sinularia sp terhadap kekeruhan lebih tinggi dibanding Lobophytum sp, sehingga kondisi perairan dengan kedalaman 3 meter yang relatif lebih keruh akan membuat karakteristik senyawa bioaktif Sinularia sp lebih tinggi dalam menghambat pertumbuhan bakteri E. coli. Daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri S. aureus tertinggi adalah 10.80 ± 1.2 mm, yaitu dari ekstrak Lobophytum sp kedalaman 9 meter. Lobophytum sp cenderung tidak menyukai perairan yang keruh, pada kondisi perairan yang lebih jernih yaitu kedalaman 9 meter, karakteristik senyawa bioaktifnya relatif lebih tinggi dalam menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus. Hasil uji fitokimia terhadap ekstrak Sinularia sp dan Lobophytum sp diperoleh senyawa antara lain : senyawa Alkaloid, Flavonoid, Steroid, Triterpenoid, dan Saponin.
Collections
- MT - Fisheries [3026]