. Suplementasi Sodium Dodecyl Sulphate Pada Pengencer Tris Dan Sitrat Kuning Telur Untuk Meningkatkan Kualitas Semen Kambing Peranakan Ettawa
View/ Open
Date
2014Author
Hidayati, Nur
Arifiantini, R Iis
Sajuthi, Dondin
Metadata
Show full item recordAbstract
Semen kambing mengandung enzim phospholipase A atau disebut juga egg yolk coagulating enzyme yang dihasilkan kelenjar bulbouretralis atau bulbourethral gland secretion (BUS). Enzim phospholipase A tersebut dapat menghidrolisis fosfolipid dari kuning telur menjadi lysophospholipid seperti lysolecithin yang toksik pada spermatozoa. Fosfolipid dalam kuning telur dibutuhkan pada saat pendinginan dan pembekuan semen untuk melindungi membran plasma spermatozoa. Penambahan sodium dodecyl sulphate (SDS) ke dalam pengencer tris kuning telur gliserol telah terbukti meningkatkan dispersi dari kuning telur dalam pengencer sehingga meningkatkan kontak antara kuning telur dan membran sel spermatozoa. Meningkatnya perlindungan dari kuning telur dapat memperbaiki motilitas setelah preservasi dan kriopreservasi. Terdispersinya molekul kuning telur menjadi lebih kecil diharapkan mengurangi efek negatif dari enzim phospholipase A. Sodium dodecyl sulphate adalah surfaktan (detergen), sehingga dalam konsentrasi yang tinggi juga bersifat toksik, sehingga perlu dicari konsentrasi terbaik untuk preservasi dan kriopreservasi semen kambing PE. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mencari konsentrasi SDS terbaik pada pengencer tris dan membandingkan penambahan SDS ke dalam pengencer semen cair dan semen beku kambing ettawa. Penelitian dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah menentukan konsentrasi SDS pada pengencer tris kuning telur. Semen dikoleksi dari tiga ekor kambing PE menggunakan vagina buatan. Semen segera dievaluasi secara makroskopis dan mikroskopis. Hanya semen yang menunjukkan motilitas spermatozoa lebih dari 70%, konsentrasi spermatozoa lebih dari 2000x106dengan abnormalitasnya kurang dari 15% digunakan dalam penelitian ini. Semen yang memenuhi syarat diencerkan dalam pengencer Tris kuning telur dengan penambahan 0.00% SDS (TKT0), 0.025% SDS (TKT0.025), 0.05% SDS (TKT0.05) dan 0.075% SDS (TKT0.075). Semen yang telah diencerkan disimpan pada suhu 5 oC. Motilitas dan viabilitas spermatozoa dinilai setiap 12 jam selama 72 jam. Tahap kedua adalah menguji konsentrasi SDS terbaik 0.05% yang didapatkan dari tahap pertama ke dalam dua pengencer yaitu pengencer tris kuning telur dan sitrat kuning telur. Semen dikoleksi dan dievaluasi dengan perlakuan yang sama, kemudian dibagi ke dalam empat pengencer, yaitu tris kuning telur tanpa SDS (TKT0), tris kuning telur dengan 0.05% SDS (TKTS), sitrat kuning telur tanpa SDS (SKT0) dan sitrat kuning telur dengan SDS 0.05% (SKTS), teknik penyimpanan dan pengamatan sama dengan yang dilakukan pada tahap I. Tahap ketiga, membandingkan kualitas semen beku antara TKT0, TKTS, SKT0, SKTS keempatnya ditambah 5% gliserol, kemudian dibandingkan dengan pengencer paten Andromed®. Semen dikoleksi dan dievaluasi sama dengan yang dilakukan pada tahap I dan II. Kemudian diencerkan dengan tiga bahan pengencer semen beku, dikemas dalam straw 0.25 ml, diekuilibrasi pada suhu 5 oC selama empat jam kemudian dibekukan di atas uap nitrogen cair selama 10 menit, selanjutnya disimpan dalam kontainer nitrogen cair (-196 oC) untuk pengujian lebih lanjut. Keberhasilan pembekuan dievaluasi 24 jam setelah penyimpanan dengan cara melakukan thawing semen beku pada suhu 37 oC. Kualitas semen dievaluasi selain pada semen segar, juga dilakukan pada semen setelah pengenceran, setelah ekuilibrasi dan setelah pembekuan. Seluruh penelitian dirancang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pengamatan berulang untuk semen cair dan semen beku menggunakan pengamatan tunggal. Dianalisis menggunakan ANOVA disajikan dalam bentuk rataan dan standar deviasi dengan program SAS 9.1. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi SDS terbaik (P<0.05) pada semen cair dengan pengencer Tris kuning telur adalah 0.05% SDS (TKT0.05). Penambahan SDS pada dua buffer Tris (TKTS) dan Sitrat kuning telur (SKTS) yang diberi SDS 0.05% lebih baik dibandingkan tanpa SDS. Motilitas dan viabilitas spermatozoa pada jam ke-72 penyimpanan dalam pengencer TKTS (59.58±0.72%; 66.35±3.30%) lebih tinggi (P<0.05) dibandingkan dengan SKTS (47.5±3.31%; 61.31±5.55%). Motilitas, viabilitas, dan membran plasma utuh spermatozoa setelah thawing dalam pengencer TKTS adalah 50.83±7.97; 64.98±9.11%; 66.36±8.57% sama baiknya (P>0.05) dengan pengencer paten Andromed yaitu 50.42±8.97; 63.20±11.94%; 65.89±8.70% keduanya lebih tinggi dibandingkan dengan tiga pengencer lainnya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah konsentrasi SDS terbaik pada pengencer Tris kuning telur adalah 0.05%. Pengencer tris dan sitrat yang diberi SDS lebih baik daripada kontrol dan kualitas semen beku pada pengencer Tris kuning telur yang diberi SDS sama baiknya dengan Andromed®.
Collections
- MT - Veterinary Science [913]