Toksisitas akut buah sirih hutan (Piper aduncum) terhadap larva udang (Artemia salina) dan embrio ikan zebra (Danio rerio)
View/ Open
Date
2014Author
Heriyanto, Andhika Gusti
Syahbirin, Gustini
Mohamad, Kusdiantoro
Metadata
Show full item recordAbstract
Piper aduncum, yang dikenal sebagai tanaman sirih hutan di Indonesia, telah digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai obat tradisional. Penelitian ini bertujuan menguji toksisitas minyak atsiri dan ekstrak n-heksana buah sirih hutan terhadap larva udang (Artemia salina) dan embrio ikan zebra (Danio rerio). Ekstrak n-heksana menghasilkan toksisitas yang lebih tinggi, dengan nilai konsentrasi letal 50% (LC50) sebesar 20 ppm terhadap larva udang dan 16 ppm terhadap embrio ikan zebra pada 96 jam pascafertilisasi. Pemberian ekstrak n-heksana dan minyak atsiri menunjukkan malformasi mayor pada kantung kuning telur, jantung, dan sirkulasi darah embrio ikan zebra berdasarkan uji in vivo yang dilakukan. Berdasarkan hasil analisis kromatografi gas-spektrometri massa, komponen utama dalam minyak atsiri dan ekstrak n-heksana adalah dilapiol (1-alil-2,3-dimetoksi-4,5-(metilenadioksi)benzena). Piper aduncum, known as sirih hutan in Indonesia, is an herb traditionally used in Indonesian community. This study is to evaluate the toxicity of essential oil and n-hexane extract of P. aduncum fruit against brine shrimp (Artemia salina) and zebrafish (Danio rerio) embryo. The n-hexane extract showed higher toxicity, with 50% lethal concentration (LC50) of 20 ppm against A. salina and 16 ppm against D. rerio embryo for 96 hours post fertilization. The in vivo test indicated that the n-hexane extract and the essential oil caused major malformation on yolk sac, heart, and blood circulation in D. rerio embryo. Based on gas chromatography-mass spectrometry analysis, the main component in the essential oil and n-hexane extract was dillapiole (1-allyl-2,3-dimethoxy-4,5-(methylenedioxy)benzene).
Collections
- UT - Chemistry [2060]