Pengaruh Investasi Swasta dan Tenaga Kerja terhadap PDRB Sektor Pertanian, Sub-sektor Tanaman Pangan, Perkebunan, Peternakan
View/ Open
Date
2014Author
Fitria, Ikawati
Siregar, Hermanto
Oktaviani, Rina
Metadata
Show full item recordAbstract
Indonesia termasuk salah satu negara yang masuk ke dalam kategori negara top performing GDP growth rates menurut Tolo (2011) berdasarkan tingkat pertumbuhan PDB kumulatif selama periode 1984-2008 bersama Tiongkok, India, Malaysia, Thailand dan Vietnam. Pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peran penting di dalam perekonomian Indonesia, baik dinilai dari kontribusi terhadap PDB, penyediaan lapangan kerja dan penurunan kemiskinan. Pertanian juga merupakan salah satu syarat penting untuk menciptakan ketahanan pangan nasional di samping energi dan finansial. Menurut Kontribusi sektor pertanian terhadap PDB nasional saat ini sebesar 15 persen berada pada urutan kedua setelah sektor industri manufaktur. Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh investasi swasta dan jumlah tenaga kerja sektor pertanian secara sempit (meliputi sub-sektor tanaman pangan, perkebunan dan peternakan) terhadap PDRB masing-masing sub-sektor dalam sektor pertanian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel PDRB, PMDN, PMA, jumlah tenaga kerja sektor pertanian, sub-sektor tanaman pangan, perkebunan, peternakan di 33 provinsi periode 2007-2012. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), Bank Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dan Kementerian Pertanian. Metode yang digunakan untuk mengetahui pengaruh investasi swasta dan jumlah tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi masing-masing sub-sektor menggunakan metode Generalized Least Square. Berdasarkan hasil estimasi dapat dilihat bahwa investasi yang diukur melalui PMA dan PMDN riil serta tenaga kerja berperan dalam mendorong kinerja PDRB sektor pertanian, sub-sektor tanaman pangan, perkebunan dan peternakan. Seperti halnya investasi, peningkatan tenaga kerja juga berperan dalam mendorong PDRB sektor pertanian, sub-sektor tanaman pangan, perkebunan dan peternakan. Hasil ini secara umum sesuai dengan hipotesis penelitian. Secara teoritis, modal dan tenaga kerja merupakan input produksi, dengan demikian peningkatan kedua input ini akan mendorong peningkatan output. Bila dilihat secara detail, pengaruh parsial dari investasi (PMDN dan PMA) tidak sebesar tenaga kerja, hal ini terlihat dari nilai elastisitas PMA riil yang berkisar antara 0.020-0.039 sedangkan PMDN riil berkisar antara 0.031-0.065. Elastisitas tenaga kerja berkisar antara 0.160–0.793. Hasil ini mengimplikasikan bahwa PDRB sektor pertanian, sub-sektor tanaman pangan, perkebunan dan peternakan lebih didorong oleh faktor tenaga kerja dibandingkan investasi. Temuan dalam studi ini menunjukkan bahwa sektor pertanian memiliki karakteristik padat karya (labor intensive) dibandingkan dengan capital intensive. Secara empiris hasil ini juga dapat dilihat berdasarkan data BPS dimana selama beberapa dekade terakhir sektor pertanian merupakan penyerap tenaga kerja sektor-sektor yang lain.
Collections
- MT - Economic and Management [2970]