Evaluasi Penggunaan Shelter terhadap Respons Fisiologi Pendederan Lobster Pasir Panulirus homarus Menggunakan Sistem Resirkulasi
View/ Open
Date
2014Author
Adiyana, Kukuh
Supriyono, Eddy
Junior, Muhammad Zairin
Metadata
Show full item recordAbstract
Salah satu kendala dalam pembesaran lobster pasir Panulirus homarus adalah rendahnya kelangsungan hidup benih. Hal tersebut terjadi karena benih yang ditebar tidak mengalami proses aklimatisasi terlebih dahulu. Selain itu, ukuran yang tidak seragam juga dapat menyebabkan terjadinya kanibalisme pada saat moulting. Penggunaan shelter dimaksudkan untuk meminimalkan kontak antar benih lobster, mengurangi stres selama moulting serta memaksimalkan pertumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menentukan jenis shelter yang meminimumkan respons stres dan memberikan produksi benih lobster yang baik. Pada penelitian ini digunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 2 ulangan. Jenis perlakuan adalah penggunaan shelter dari jaring, pipa paralon, lubang angin dan tanpa shelter sebagai kontrol. Variabel gambaran hemolymph yang digunakan untuk mengkaji respons stres diantaranya adalah Total Hemocyte Count (THC), glukosa, dan total protein. Variabel kualitas air selama penelitian yang diuji meliputi suhu, salinitas, oksigen terlarut, karbondioksida, nitrat, nitrit dan amonia. Pengujian biometri meliputi bobot, panjang total, dan tingkat kelangsungan hidup. Uji proksimat dilakukan pada pakan (ikan teri) dan lobster. Hasil pengujian hemolymph (THC, glukosa, dan total protein) selama penelitian menunjukkan, shelter paralon menghasilkan respons stres lebih rendah dan stabil apabila dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Kondisi kualitas air selama penelitian, secara keseluruhan masih memenuhi standar budidaya untuk lobster. Penggunaan shelter paralon menghasilkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup yang lebih baik dibanding perlakuan lainnya. Laju pertumbuhan bobot harian lobster tertinggi dicapai pada shelter paralon, yaitu sebesar 1,38±0,04%. Tingkat kelangsungan hidup tertinggi terdapat pada penggunaan shelter paralon sebesar 65,26±1,41%, sedangkan terendah terdapat pada kontrol sebesar 39,47±2,12%. Penggunaan shelter tidak mempengaruhi kandungan proksimat lobster. Penggunaan shelter paralon menghasilkan rasio konversi pakan (FCR) terendah (8,53±0,16), sedangkan tertinggi terdapat pada kontrol (9,33±0,16). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan, penggunaan shelter pada pendederan lobster Panulirus homarus memberikan respons stres yang lebih rendah dibandingkan kontrol, ditinjau dari respons THC, glukosa, dan total protein hemolymph lobster selama penelitian. Shelter paralon merupakan shelter yang terbaik, karena mampu menekan tingkat stres dan menghasilkan tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup yang lebih baik dibanding perlakuan lainnya.
Collections
- MT - Fisheries [3016]