Seleksi dan Identifikasi Bakteri Bermanfaat asal Tanaman Pisang Tongkat Langit (Musa troglodytarum L.) untuk Mengendalikan Penyakit Darah Pisang
View/ Open
Date
2014Author
Latupeirissa, Yunita
Nawangsih, Abdjad Asih
Mutaqin, Kikin Hamzah
Metadata
Show full item recordAbstract
Tanaman pisang merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki banyak keunggulan. Tanaman pisang dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu pisang budidaya dan pisang liar. Indonesia memiliki banyak jumlah jenis pisang salah satu diantaranya adalah pisang Tongkat Langit. Pisang tongkat langit (Musa troglodytarum L.) adalah salah satu spesis tanaman pisang di Indonesia yang hanya ditemukan di wilayah Indonesia Timur yaitu di Maluku dan Papua. Pisang ini mempunyai bentuk yang khas dengan tandan buah yang tumbuh ke atas sehingga dinamakan sebagai pisang tongkat langit. Pisang ini merupakan sumber plasma nutfah sehingga potensinya perlu terus dikembangkan salah satunya dengan eksplorasi bakteri-bakteri bermanfaat yang berasosiasi dengan tanaman pisang tersebut. Bakteri endofit dan bakteri rizosfer perakaran tanaman dapat digunakan sebagai agens hayati dalam memperbaiki pertumbuhan dan ketahanan tanaman dalam menghadapi serangan penyakit. Bakteri endofit adalah bakteri yang hidup dalam jaringan tanaman tanpa menimbulkan penyakit pada tanaman inangnya. Bakteri rizosfer merupakan bakteri yang hidup di daerah perakaran tanaman yang dapat berperan dalam menekan perkembangan patogen tular tanah. Bakteri endofit dan bakteri rizosfer dapat memberi kentungan bagi tanaman dengan mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan mengendalikan atau menekan serangan patogen pada tanaman. Bakteri endofit dapat menekan patogen penyebab penyakit darah pada pisang secara in vitro. Penyakit darah pada pisang disebabkan oleh Blood Disease Bacterium (BDB) yang hanya menyerang tanaman pisang dan jenis Heliconia sp. Kehilangan hasil akibat penyakit ini dapat mencapai 10-42% bahkan sampai 93.1 % pada serangan yang berat. Upaya pengendalian penyakit darah yang berpotensi dilakukan adalah dengan penggunaan agens hayati seperti bakteri endofit dan bakteri rizosfer yang sekaligus dapat juga membantu memperbaiki pertumbuhan pada tanaman. Penelitian ini dilakukan di laboratorium dan rumah kaca, sedangkan sampel akar dan tanah dari perakaran pisang Tongkat Langit diambil di Pulau Ambon yang terdiri atas Desa Seilele, Desa Alang, Dusun Siwang, dan Dusun Tuni. Hasil uji penghambatan BDB secara in vitro dianalisis menggunakan Anova dan uji lanjut Duncan pada taraf kepercayaan 95%. Data pertumbuhan tanaman di rumah kaca, selanjutnya digunakan untuk menghitung dalam nilai Area Under Plant Height Growth Curve (AUPHGC) dan nilai Area Under Stem Diameter Growth Curve (AUSDGC) yang diamati setiap minggu selama satu bulan. Persentase kejadian penyakit dan penekanan penyakit, diamati pada minggu ke-2 dan minggu ke-4 setelah perlakuan BDB. Bakteri dengan potensi pemanfaatan untuk pengendalian yang diisolasi meliputi bakteri endofit akar dan bakteri rizosfer. Bakteri endofit akar ditumbuhkan pada medium Triptic Soy Agar (TSA) 50%, sedangkan bakteri rizosfer ditumbuhkan pada 3 medium yang berbeda yaitu medium TSA 100% untuk mengisolasi kelompok bakteri tahan panas, medium King’s B untuk kelompok bakteri fluorescence, dan media yang mengandung kitin untuk kelompok bakteri kitinolitik. Dari hasil isolasi ditemukan 252 isolat bakteri yang terdiri atas 102 bakteri endofit akar dan 150 bakteri rizosfer. Kelimpahan bakteri endofit akar juga berbeda-beda di setiap lokasi yaitu berkisar antara 4.05 x 104 cfu/g akar sampai 1.18 x 105 cfu/g akar. Kelimpahan bakteri rizosfer secara keseluruhan yang paling tinggi adalah dari kelompok bakteri tahan panas kemudian diikuti bakteri fluorescence dan bakteri kitinolitik. Hasil uji antibiosis secara in vitro menunjukkan ada 16 bakteri yang memiliki sifat antibiosis terhadap BDB dengan kisaran zona hambatan antara 2-25 mm. Isolat-isolat bakteri yang memiliki sifat antibiosis, bersifat HR negatif, dan memiliki kemampuan tumbuh yang cepat pada media tumbuh, kemudian digunakan pada pengujian di rumah kaca. Hasil analisis data menunjukkan bahwa perlakuan bakteri bermanfaat pada tanaman pisang berpengaruh terhadap pertambahan tinggi tanaman namun tidak terlalu berpengaruh terhadap pertambahan diameter batang. Dari 21 isolat yang diuji, ditemukan ada 4 isolat bakteri rizosfer yang dapat memacu pertambahan tinggi tanaman dibandingkan dengan kontrol. Empat isolat bakteri rizosfer ini merupakan kelompok bakteri tahan panas yaitu RTI 3, RTI 4, RTT 3, dan RTA 2.2. Dari hasil penghitungan kejadian penyakit dan penekanan penyakit menunjukkan ada 11 isolat bakteri bermanfaat yang dapat menekan penyakit darah dengan persentase penekanan penyakit berkisar antara 60-80%. Aplikasi isolat bakteri rizosfer RTI 2, RTI 3, dan RTI 4 pada tanaman pisang mampu menekan perkembangan penyakit darah dengan persentase penekanan yang paling tinggi yaitu sebesar 80%. Berdasarkan hasil seleksi terhadap kemampuan penekanan penyakit darah ditetapkan 2 isolat bakteri bermanfaat untuk diidentifikasi secara molekuler. Dua isolat tersebut yaitu EAI 26 dari kelompok bakteri endofit akar dan isolat RTI 4 dari kelompok bakteri tahan panas. Berdasarkan sekuen gen 16S rRNA, isolat EAI 26 diidentifikasi sebagai Bacillus sp dan isolat RTI 4 diidentifikasi sebagai Bacillus subtilis. Hasil seleksi secara keseluruhan menunjukkan bahwa isolat RTI 4 (B. subtilis) merupakan isolat terbaik yang dapat digunakan sebagai agens hayati karena dapat menekan patogen BDB dan memacu pertumbuhan tanaman pisang.
Collections
- MT - Agriculture [3772]