Eksplorasi Cendawan Endofit sebagai Agens Pengendali Hayati Phytophthora capsici Leonian pada Cabai
View/ Open
Date
2014Author
Ramdan, Evan Purnama
Widodo
Tondok, Efi Toding
Metadata
Show full item recordAbstract
Tanaman cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak ditanam di Indonesia. Produktivitas cabai di Indonesia masih di bawah potensi produksi semestinya. Salah satu penyebab produktivitas yang belum optimal adalah adanya penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan oleh Phytophthora capsici. Pengendalian yang telah umum dengan penggunaan pestisida sintetis belum mampu mengatasi masalah sehingga pengendalian alternatif diperlukan. Pengendalian hayati merupakan salah satu alternatif pengendalian yang dapat digunakan untuk mengendalikan penyakit tanaman. Agens hayati berupa cendawan endofit untuk mengendalikan Phytophthora capsici pada cabai belum dilaporkan di Indonesia. Oleh karena itu diperlukan penelitian untuk mengeksplorasi cendawan endofit yang memiliki potensi sebagai agens hayati pengendalian P. capsici. Penelitian ini terdiri dari 5 tahapan, yaitu 1) eksplorasi cendawan endofit dari tanaman cabai, 2) uji patogenesitas cendawan endofit, 3) uji penghambatan cendawan endofit terhadap pertumbuhan P. capsici, 4) uji kemampuan kolonisasi cendawan endofit pada bibit cabai, 5) uji penekanan penyakit busuk pangkal batang pada bibit cabai. Cendawan endofit yang berhasil diisolasi sebanyak 138 isolat dengan 8 isolat yang digunakan pada uji in vitro dan in planta berdasarkan hasil uji patogenesitas dan potensinya sebagai plant growth promoting fungi (PGPF). Tiga isolat cendawan endofit menunjukkan daya hambat yang tinggi terhadap pertumbuhan P. capsici, masing-masing sebesar 57.0%, 56.8%, dan 52.6%. Dua isolat cendawan endofit yang diuji mempunyai mekanisme antibiosis ditunjukkan dengan adanya zona bening pada pertemuan miselium patogen dan endofit. Pada pengujian secara in vivo, aplikasi cendawan endofit mampu menekan kejadian penyakit busuk pangkal batang pada bibit cabai dengan tingkat penekanan penyakit sebesar 13.7-27.5%. Penekanan penyakit paling tinggi ditunjukkan oleh isolat PAB2 dan HAJ1 masing-masing sebesar 27.5%, diikuti oleh PBG7 dan MAGR1 masing-masing sebesar 25.5%. Inokulasi cendawan endofit pada bibit cabai menunjukkan respons yang berbeda terhadap pertumbuhan bibit cabai. Perlakuan isolat PBG 7 menunjukkan adanya pengaruh positif terhadap semua parameter pertumbuhan (tinggi tajuk, panjang akar, dan bobot biomassa) dibandingkan kontrol. Isolat HAJ1, HAJ2, PAB2, dan CGB5 merupakan isolat-isolat yang berpotensi sebagai plant growth promoting fungi (PGPF), sebab memiliki pengaruh nyata terhadap tinggi tajuk, panjang akar, dan bobot biomassa bibit cabai. Meskipun keempat isolat ini berdasarkan analisis ragam tidak memiliki pengaruh nyata terhadap bobot kering biomassa, tapi nilai bobot masih cenderung lebih tinggi dibandingkan kontrol. Isolat yang telah diuji teridentifikasi sebagai Penicillium sp.1, Penicillium sp.2, Aspergillus sp., Fusarium sp., hifa steril 1, hifa steril 2, hifa steril 3, dan cendawan belum teridentifikasi.
Collections
- MT - Agriculture [3781]