Respons Pertumbuhan Benih Ikan Gurami (Osphronemus goramy) yang Diberi Pakan dengan Kadar Protein Berbeda dan Diperkaya Hormon Pertumbuhan Rekombinan
View/ Open
Date
2014Author
Budi, Darmawan Setia
Alimuddin
Suprayudi, Muhammad Agus
Metadata
Show full item recordAbstract
Ikan gurami memiliki laju pertumbuhan yang relatif lambat. Aplikasi hormon pertumbuhan rekombinan (recombinant growth hormone, rGH) melalui pakan telah terbukti menghasilkan peningkatan pertumbuhan. Secara umum, pemberian GH eksogen dapat meningkatkan kapasitas metabolisme ikan gurami, khususnya metabolisme lemak serta optimasi sintesis dan pemanfaatan protein untuk pertumbuhan pada ikan gurami. Penambahan nutrien non-protein sebagai penghasil energi dapat menurunkan penggunaan protein sebagai sumber energi (protein sparring effect) sehingga dapat meningkatkan fungsi protein dalam menunjang pertumbuhan ikan. Penggunaan pakan dengan kadar protein yang rendah dapat mengurangi harga pakan namun dapat menyebabkan pertumbuhan ikan menjadi lambat sehingga waktu produksi menjadi semakin lama. Kombinasi antara aplikasi rGH dan penggunaan pakan berkadar protein yang berbeda yang diberikan pada benih ikan gurami diharapkan mampu meningkatkan protein sparring effect. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efek pemberian pakan dengan kadar protein berbeda yang diperkaya dengan rGH terhadap respons pertumbuhan benih ikan gurami. Protein rGH yang telah disalut (coating) dengan kuning telur dicampur dengan pakan berkadar protein berbeda (34%, 28%, dan 21%; isoenergi) dengan dosis basah 3 mg/kg pakan, masing-masing perlakuan memiliki kontrol perlakuan pakan tanpa penambahan rGH. Setiap perlakuan memiliki 3 ulangan. Ikan gurami (bobot tubuh 15,83±0,13 g) diberi pakan mengandung rGH 2 kali seminggu, secara satiasi. Pemeliharaan ikan dilakukan selama 42 hari di akuarium bervolume 100 liter, dengan padat tebar 10 ekor. Parameter yang diuji meliputi pertambahan biomassa, laju pertumbuhan spesifik (LPS), dan rasio konversi pakan (RKP); indeks hepatosomatik (IHS), retensi protein (RP) dan lemak (RL), ekskresi total amonia nitrogen (TAN), kadar glukosa dan trigliserida darah; serta aktivitas enzim. Analisis data dengan tabel sidik ragam dilakukan menggunakan software statistik SPSS 17.0. Penambahan rGH berpengaruh nyata meningkatkan aktivitas enzim amilase, lipase, dan protease pada perlakuan kadar protein pakan 21% (P<0,05); sedangkan pada perlakuan kadar protein pakan yang lainnya (28% dan 34%) penambahan rGH tidak berpengaruh nyata (P>0,05). Perlakuan kadar protein pakan menurunkan aktivitas enzim amilase, lipase, dan protease (P<0,05). Penambahan rGH secara signifikan (P<0,05) meningkatkan kadar glukosa darah pada tiap perlakuan kadar protein pakan, namun kadar protein tidak memberikan pengaruh terhadap kadar glukosa darah (P>0,05). Kadar trigliserida darah pada semua perlakuan tidak berbeda nyata (P>0,05), kecuali perlakuan pakan berprotein 21% tanpa penambahan rGH yang nilainya lebih rendah (P<0,05) dari semua perlakuan. Sementara itu penambahan rGH meningkatkan kadar glikogen hati pada perlakuan pakan berprotein 21% (P<0,05). Penambahan rGH menyebabkan terjadinya peningkatan kadar glikogen otot pada perlakuan pakan berprotein 21% dan 28% (P<0,05), sedangkan pada perlakuan pakan berprotein 34% pemberian rGH tidak berpengaruh nyata (P>0,05). Nilai IHS berbanding terbalik dengan kadar protein pakan, sedangkan penambahan rGH secara signifikan (P<0,05) meningkatkan nilai IHS pada setiap perlakuan kadar protein pakan. Peningkatan kadar protein pakan menurunkan kadar glikogen hati dan otot. Nilai RP dan RL pada tiap level protein pakan lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan dengan masing-masing kontrolnya, kecuali pada pakan berkadar 28% yang nilai RP dan RL tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan kontrolnya (pakan berprotein 28% tanpa rGH). Ekskresi TAN meningkat dengan meningkatnya kadar protein pakan dan penambahan rGH secara signifikan (P<0,05) menurunkan ekskresi TAN. Pertambahan biomassa tertinggi terjadi pada perlakuan pakan berprotein 21% (214,88±12,31 g); yaitu 35,01% lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan kontrolnya (159,17±13,92 g). Pertambahan biomassa terendah terjadi pada perlakuan pakan berprotein 34% (339,37±9,69 g); 16,90% lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan kontrolnya (290,33±14,93 g). Pertambahan biomassa dan LPS tertinggi, dan RKP terendah diperoleh pada perlakuan pakan berprotein 34% yang diperkaya rGH. Pertambahan biomassa, LPS, dan RKP pada perlakuan pakan berprotein 28% dengan penambahan rGH menghasilkan nilai yang sama dengan pakan berprotein 34% tanpa suplementasi rGH (P>0,05). Sebagai kesimpulan bahwa pemberian rGH dengan dosis basah 3 mg/kg pada pakan berkadar protein berbeda mampu meningkatkan pertumbuhan dan mengefisiensikan pemanfaatan protein pada benih ikan gurami.
Collections
- MT - Fisheries [3011]