Analisis Lingkungan Sosial Ekonomi Pengelolaan Perkebunan Sawit Berkelanjutan Berdasarkan Kriteria ISPO (Studi Kasus PT. X Kalimantan Selatan)
Abstract
Pembangunan berkelanjutan memperhatikan 3 aspek (3P), yaitu profit (ekonomi), people (sosial) dan planet (lingkungan hidup) namun pelaku usaha cenderung hanya mempertimbangkan aspek ekonomi (profit). Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perkebunan mendorong pengusaha perkebunan kelapa sawit agar memenuhi kewajibannya sesuai peraturan perundang-undangan, melindungi dan mempromosikan usaha perkebunan kelapa sawit berkelanjutan sesuai dengan tuntutan pasar dengan Pedoman Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (Indonesian Sustanable Palm Oil/ISPO) yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pertanian No. 19 Tahun 2011. Berkenaan dengan hal tersebut maka perlu untuk melakukan kajian lebih mendalam terkait dengan tanggung jawab terhadap pekerja, individu dan komunitas lokal sekitar kebun berdasarkan prinsip dan kriteria ISPO. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kinerja lingkungan aspek sosial ekonomi pengelolaan perkebunan kelapa sawit berdasarkan kriteria ISPO sebagai tahap awal persiapan penerapan ISPO dan menganalisis strategi kebijakan pengelolaan aspek sosial ekonomi perkebunan kelapa sawit sejalan dengan kriteria ISPO. Penelitian ini dilaksanakan di perkebunan kelapa sawit PT. X Kecamatan Kelumpang Hilir Kabupaten Kotabaru Kalsel. Dilaksanakan pada bulan Juli-September 2013. Data primer bersumber dari hasil wawancara, observasi lapang, kuesioner kepada pelaksana operasional perusahaan, tokoh pimpinan informal, pejabat pemerintah, Dinas terkait. Data sekunder bersumber dokumen Perusahaan. Responden ditetapkan berdasarkan metode purposive sampling terhadap 20 masyarakat pada setiap desa di sekitar perkebunan dan 30 karyawan. Analisis deskriptif digunakan untuk mengkaji kinerja pengelolaan lingkungan sosial ekonomi berdasarkan kriteria ISPO, mengakaji permasalahan dan upaya untuk mengoptimalkan pengelolaan aspek lingkungan sosial ekonomi. Analisis strategi kebijakan pengelolaan perkebunan dengan menggunakan SWOT. Berdasarkan hasil analisis kondisi eksisting kinerja pengelolaan perkebunan aspek lingkungan sosial ekonomi berdasarkan prinsip dan kriteria ISPO menunjukkan bahwa kinerja eksisting perusahaan telah sesuai 88,57%. Pencapaian ini berpotensi untuk ditingkatkan sepenuhnya dengan melaksanakan strategi dan dukungan stakeholders. Indikator ISPO yang tidak sesuai pada indikator pembangunan plasma untuk masyarakat, pengembangan kearifan lokal, pembinaan bagi masyarakat kebun untuk memenuhi persyaratan dan kriteria sebagai pemasok. Berdasarkan analisis SWOT strategi kebijakan yang dilaksanakan diantaranya, mempertahankan koordinasi antara karyawan dan perusahaan dalam rangka implementasi pengelolaan lingkungan dan membuka forum komunikasi masyarakat dan perusahaan dengan meningkatkan partisipasi aktif masyarakat pada program pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan lingkungan.