Sistem Pengolahan Sampah TPA Dusun Toisapu Kota Ambon Dengan Pendekatan Willingness To Pay
View/ Open
Date
2014Author
Ruban, Angela
Putri, Eka Intan Kumala
Ekayani, Meti
Metadata
Show full item recordAbstract
Sampah merupakan masalah nasional di Indonesia. Hal ini terkait dengan paradigma lama pengelolaan sampah yaitu sampah hanya dikumpulkan, diangkut, dan dibuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tanpa adanya pengolahan sampah yang baik, sama halnya yang terjadi di TPA dusun Toisapu Ambon. Sejak berdirinya TPA Dusun Toisapu dari tahun 2003 menggunakan sistem open dumping. Hal ini menimbulkan eksternalitas negatif berupa penurunan kualitas lingkungan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar TPA. Terbatasnya kemampuan pembiayaan pengolahan sampah oleh pemerintah menyebabkan pelayanan pengolahan sampah tidak berjalan sesuai dengan ketentuan UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Untuk mengganti sistem pengolahan sampah di TPA Dusun Toisapu dengan sistem yang lebih ramah lingkungan sesuai ketentuan UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dan PP No. 21 tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sehingga dapat mengurangi eksternalitas negatif yang dirasakan masyarakat, maka akan memerlukan tambahan biaya. Adanya keterbatasan kemampuan pembiayaan dari Pemkot Ambon, menyebabkan sebagian biaya yang diperlukan untuk menerapkan sistem pengolahan sampah yang lebih ramah lingkungan akan dibebankan kepada masyarakat berupa peningkatan retribusi kebersihan. Tujuan umum penelitian ini adalah memperbaiki sistem pengolahan sampah di TPA Dusun Toisapu dari sistem open dumping menjadi sistem yang lebih baik sesuai UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, melalui empat pilihan skenario pengolahan sampah. Adapun yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini adalah (1) mengkaji persepsi masyarakat Kota Ambon terhadap keberadaan TPA sampah Dusun Toisapu dan pandangan mereka terhadap empat skenario yang ditawarkan, (2) menganalisis dichotomous choice masyarakat terkait dengan empat skenario pengolahan sampah di TPA Dusun Toisapu yang ditawarkan, (3) menilai besarnya nilai kesediaan untuk membayar (WTP) masyarakat terkait dengan empat skenario pengolahan sampah di TPA Dusun Toisapu yang ditawarkan, dan (4) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai kesediaan untuk membayar (WTP) masyarakat terhadap empat skenario yang ditawarkan. Penelitian ini dilakukan di dua Kecamatan yaitu Kecamatan yang terdekat dengan dengan lokasi TPA yaitu Kecamatan Baguala dan Kecamatan yang terjauh dari lokasi TPA yaitu Kecamatan Nusaniwe. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan pendekatan contingent valuation method (CVM) dengan alat analisis yaitu analisis regresi logistik untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan dan ketidaksediaan masyarakat untuk membayar biaya retribusi sampah yang lebih tinggi untuk masing-masing skenario. Analisis regresi berganda untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai retribusi sampah yang diberikan. Analisis willingness to pay untuk mengkuantifikasikan besarnya nilai retribusi yang bersedia dibayar masyarakat. Kondisi lingkungan setelah keberadaan TPA dinilai oleh masyarakat di dua Kecamatan tersebut mengalami penurunan kualitas lingkungan apabila dibandingkan dengan kondisi sebelum didirikannya TPA. Sebagian besar masyarakat menyatakan bersedia untuk membayar biaya retribusi yang lebih tinggi untuk peningkatan sistem pengolahan sampah di TPA Dusun Toisapu dengan empat skenario tersebut. Faktor-faktor yang sangat mempengaruhi kesediaan masyarkat untuk membayar retribusi yang lebih tinggi adalah tingkat pendidikan dan jarak rumah dari lokasi TPA. Rata-Rata WTP tertinggi pada Kecamatan Baguala yaitu pada skenario biogas sebesar Rp 24.250/KK/bulan dan yang terendah pada skenario insinerasi sebesar Rp 20.804/KK/bulan. Pada Kecamatan Nusaniwe diperoleh rata-ara WTP tertinggi yaitu sebesar Rp 21.228/KK/bulan pada skenario composting dan terendah sebesar Rp 18.220/KK/bulan pada skenario sanitary landfill. Faktor-faktor yang sangat mempengaruhi nilai WTP tersebut adalah pendapatan dan jarak rumah dari TPA.
Collections
- MT - Economic and Management [2972]