Analisis Kebijakan Pengelolaan Optimal Perikanan Cakalang di Pesisir Utara Aceh
View/ Open
Date
2014Author
Naufal, Agus
Kusumastanto, Tridoyo
Fahrudin, Achmad
Metadata
Show full item recordAbstract
Perairan Pesisir Utara Aceh memiliki potensi dan pemanfaatan sumberdaya @likanan yang sangat besar dan cukup menjanjikan. Sub sektor perikanan 'rupakan sub sektor penyumbang terbesar kedua terhadap PDRB sektor ·~ rtanian Kota Banda Aceh. Sektor ini menyumbangkan Rp. 61 milyar di ~. iun 2008. Pad.a tahun 2009 meningkat menjadi Rp. 67 milyar, bahkan di ; iun berikutnya mencapai angka Rp. 74 milyar dari total 163 milyar sumbangan 3 h or pertanian terhadap PDRB Kota Banda Aceh tahun 2010. Ikan-ikan yang ~ nyak ditangkap di Pesisir Utara Aceh adalah jenis ikan-ikan pelagis besar. ;g.antara ikan-ikan pelagis besar yang ada di Pesisir Utara Aceh, ikan Cakalang ~ .mpakan jenis ikan yang paling banyak. Ikan Cakalang memiliki jumlah [ duksi tertinggi pada tahun 2010 yaitu mencapai 2.620 ton, jumlah tersebut ~ ipat kali lipat produksi ikan Tongkol Krai yang merupakan ikan yang memiliki S ai produksi tertinggi kedua setelah ikan Cakalang pada tahun yang sama. Alat ~ igkap yang paling produktif untuk penangkapan ikan pelagis besar di Pesisir ~tara Aceh adalah pukat cincin (purse seine). Alat tangkap purse seine mampu iii' mghasilkan tangkapan paling besar dibanding alat tangkap lainnya pada ~ iun 2010 dengan jumlah trip hanya sebesar 14.544 trip per tahun dan dapat g mghasilkan tangkapan sebesar 5.942 ton per tahun . .3. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji status pemanfaatan sumberdaya n Cakalang di Perairan Pesisir Utara Aceh, menilai tingkat degradasi dan presiasi ikan Cakalang di Pesisir Utara Aceh, menganalisis kebijakan ngelolaan sumberdaya ikan Cakalang di Perairan Pesisir Utara Aceh. Penelitian lakukan di Pelabuhan Perikanan Pantai Lampulo Kota Banda Aceh dengan tode studi kasus dan menggunakan metode pengambilan contoh purposive mpling. Metode analisis yang digunakan meliputi analisis bioekonomi, analisis 1:iamik, analisis kelayakan investasi dan analisis hirarki proses. Berdasarkan hasil analisis bioekonomi, sumberdaya perikanan Cakalang Pesisir Utara Aceh menghasilkan produksi tertinggi pad.a rezim pengelolaan (JJSY yaitu sebesar 3.348 ton per tahun. Pada rezim pengelolaan MEY, rente 0 onomi mencapai nilai maksimum yaitu sebesar Rp. 40,304 milyar per tahun. ~[ort aktual sebesar 8.618 trip per tahun, sedangkan effort optimal lestari sebesar ....,. 39 trip per tahun dan effort optimal secara ekonomi sebesar 6.166 trip )>r tahun menunjukkan bahwa kondisi sumberdaya perikanan Cakalang di Pesisir c.c tara Aceh sud.ah overfishing baik secara biologi maupun secara ekonomi. :J ,saran rata-rata nilai koefisien laju degradasi dan depresiasi sumberdaya ikan g rtkalang secara berturut-turut adalah 0,24 dan 0,44 yang berarti berada di bawah ;:::+ tas toleransinya. Dengan demikian, sumberdaya ikan Cakalang di Pesisir Utara C ceh dapat dikatakan belum mengalami degradasi dan depresiasi, walaupun ~rdapat kecenderungan peningkatan laju depresiasi sampai mencapai nilai --:ak:simal pada tahun 2005 dan 2009. c :J < CD ~ r+ '< C'" II> .::.:.I. c: ;G" 0 "tl 0 "tl c: :::I .... ~: 0 c: 0 :::I ac c: 3 a 0 a ::r • . @ :::c DI ;:i; £?. "C .. DI 3 ::l I/I .. ;::;: c: r+ OJ 0 cc 0 )> cc ::::!. () c Dari hasil analisis kelayakan investas~ didapatkan nilai NPV sebesar Rp. 2.311.000.000 artinya nilai saat ini dari keuntungan yang akan diperoleh selama umur proyek 5 tahun di masa yang ak:an datang adalah Rp. 2.311.000.000. Net Benefit-Cost ratio (Net BIC) yang merupakan perbandingan hasil penjualan dengan biaya operasi adalah sebesar 1,97 artinya dengan biaya operasi Rp. 1.370.000.000 akan mendapatkan keuntungan 1,97 kalinya selama umur usaha 5 tahun dengan suku bunga 17 persen. Dengan nilai IRR sebesar 55 persen menunjukkan bahwa investasi kapal purse seine berukuran 40 GT pada penangkapan ikan Cakalang di Pesisir Utara Aceh layak: dilak:sanak:an. Nilai kelayakan usaha tersebut ak:an mendorong peningkatan effort yang apabila tidak dikendalikan akan membahayakan kelestarian sumberdaya ikan Cak:alang. Dalam jangka panjang, berdasarkan simulasi kebijak:an total allowable effort dan pembatasan penambahan effort, mak:a kebijak:an pengelolaan optimal yang memberikan rente ekonomi terbesar yaitu sebesar Rp. 40,329 milyar dicapai pada tahun 2033 dengan jumlah produksi MEY sebesar 3.191 ton per tahun. Sektor perikanan Cakalang masih mampu menyerap tenaga kerja tanpa melak:ukan pengurasan sumberdaya secara berlebihan dengan diberlakukannya kebijak:an pembatasan penambahan effort. Analisis dinamik menunjukkan bahwa untuk pengelolaan optimal sumberdaya ikan Cakalang yang berkelanjutan, maka effort dibatasi hingga mencapai tingkat MEY dan selanjutnya peningkatan effort sebesar 20 persen tiap tahunnya dapat ditambahkan sampai batas effort MSY. Analisis AHP merekomendasikan bahwa kebijakan peningkatan mutu sumberdaya manusia bidang perikanan merupak:an prioritas utama dalam kebijakan pengelolaan optimal perikanan Cakalang di Pesisir Utara Aceh dengan nilai 0,402. Dari serangkaian analisis-analisis sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa rumusan kebijakan pengelolaan optimal perikanan Cak:alang di Pesisir Utara Aceh adalah optimalisasi sumberdaya perikanan dengan mempertimbangkan kesesuaian aspek ekologi, ekonomi, dan sosial secara berkelanjutan.
Collections
- MT - Economic and Management [2971]