Aspek Pemanfaatan Sumberdaya Tiram Daging Sebagai Upaya Pengelolaan Berbasis Struktur Populasi Di Kuala Gigieng, Aceh Besar
View/ Open
Date
2014Author
Octavina, Chitra
Yulianda, Fredinan
Krisanti, Majariana
Metadata
Show full item recordAbstract
Tiram daging merupakan salah satu jenis moluska dari famili Ostreidae, kelas bivalvia yang hidup pada daerah estuaria dengan substrat berlumpur, berpasir, kerikil, berbatu, hingga kayu. Biota ini memiliki nilai ekonomis penting sehingga banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai makanan dan diperdagangkan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur dan habitat tiram daging di perairan Kuala Gigieng, serta merekomendasikan perbaikan pengelolaan populasi dan habitat tiram tersebut. Pengambilan sampel dan analisis data dilakukan dari bulan Agustus hingga Desember 2013 di Perairan Kuala Gigieng Aceh Besar dan dibagi dalam 3 stasiun pengamatan yaitu Stasiun 1 (daerah dekat aktivitas penduduk), 2 (daerah transisi) dan 3 (daerah yang jauh dari aktivitas penduduk). Metode penelitian yaitu expost facto dengan analisis data meliputi kepadatan, pola penyebaran, kondisi habitat, sebaran ukuran, pertumbuhan, reproduksi, dan perkembangan gonad. Hasil analisis data tersebut kemudian dihubungkan dengan kegiatan penangkapan di Kuala Gigieng agar dapat diketahui pengaruhnya terhadap populasi tiram. Tiram daging di Perairan Kuala Gigieng terdiri dari 2 genus yaitu Crassostrea dan Ostrea dengan 5 spesies yaitu Ostrea edulis, Crassostrea virginica, Crassostrea iridescens, Crassostrea angulata, dan Crassostrea gigas. Kualitas air dan substrat Perairan Kuala Gigieng masih mendukung kehidupan tiram daging, meskipun beberapa parameter seperti oksigen terlarut (DO) dan kebutuhan oksigen kimia (COD) telah melebihi baku mutu untuk perikanan, terutama Stasiun 1. Kepadatan tiram daging di Kuala Gigieng berkisar dari rendah hingga tinggi, Stasiun 1 memiliki kepadatan rendah hingga sedang (11-38 ind/m2), sebaliknya Stasiun 2 dan 3 memiliki kepadatan sedang hingga tinggi (36-51 ind/m2). Tiram tersebut juga memiliki pola sebaran mengelompok dengan sebaran ukuran yang berbeda. Kisaran panjang kelas tiram terdiri atas 6-10 kelas dengan frekuensi terbanyak ditemukan pada selang kelas 24-37,20 mm, serta memiliki 1 dan 2 generasi tiram daging yang mampu hidup dalam waktu dan di lokasi yang sama. Ukuran layak tangkap tiram daging yaitu 32,27 mm dan diduga pada ukuran tersebut tiram daging telah dewasa dan memijah. Pertumbuhan tiram daging di Kuala Gigieng tergolong lambat dan cenderung cepat mati, hal ini ditunjukkan dengan panjang maksimal (Lmaks) yang mampu dicapai kerang ini hanya 37,91-72,81 mm dalam waktu 0-3,42 tahun. Pada waktu penelitian (Agustus dan September) diduga tiram daging berada dalam kondisi memijah, karena banyak yang ditemukan memiliki jenis kelamin jantan dan betina serta dalam kondisi TKG 3 dan 4. Hal ini menyebabkan Indeks Berat Daging (IBD) dan Indeks Kematangan Gonad (IKG) berbanding terbalik, ketika tiram daging akan bereproduksi maka bobot tubuh akan turun karena gonad meningkat begitu pula sebaliknya. Kegiatan penangkapan kerang ini di Kuala Gigieng mulai mengkhawatirkan populasinya, karena semakin meningkat periode tangkap dan jumlah nelayan, maka hasil tangkapan kerang juga akan semakin besar. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil tangkapan tiram daging di Stasiun 1 selama penelitian yaitu 1370,10 kg Stasiun 2 sebesar 646,97 kg dan Stasiun 3 sebesar 527,24 kg. Struktur populasi tiram daging dan kondisi habitat di Perairan Kuala Gigieng mulai menurun terutama di Stasiun 1 yang tingkat penangkapan dan tekanan lingkungannya tinggi. Strategi pengelolaan yang diperlukan untuk memperbaiki struktur populasi tiram dilakukan melalui pengaturan penangkapan meliputi lokasi, waktu, ukuran, dan alat tangkap yang sesuai, budidaya kerang. serta pengaturan limbah meliputi pengolahan dan besarnya limbah yang dapat dibuang sesuai dengan daya dukung Perairan Kuala Gigieng, agar kelestarian tiram di Perairan Kuala Gigieng tetap terjaga.
Collections
- MT - Fisheries [3016]