Kontribusi Pangan Terhadap Asupan dan Status Gizi Kalsium dan Vitamin D pada Anak Indonesia Usia 2 sampai dengan 12 Tahun
View/ Open
Date
2014Author
Valentina, Victoria
Palupi, Nurheni Sri
Andarwulan, Nuri
Metadata
Show full item recordAbstract
Konsumsi pangan mempunyai peranan penting untuk mengetahui status gizi secara umum dan terutama pada anak-anak. Selama fase pertumbuhan dan perkembangan, tubuh membutuhkan zat gizi makro dan mikro lebih besar dibandingkan pada fase dewasa per kg berat badan. Ketika asupan pangan tidak cukup, maka proses pertumbuhan akan terbatas. Proses ini tidak bisa dikejar pada fase berikutnya, oleh karena itu sangat penting untuk memperhatikan konsumsi pangan pada fase ini. Penelitian ini mempunyai tiga tujuan yaitu : (1) menghitung asupan kalsium dan vitamin D harian berdasarkan jumlah konsumsi pangan dan kandungan kalsium serta vitamin D dalam pangan; (2) menganalisis kecukupan kalsium dan vitamin D berdasarkan nilai angka kecukupan gizi (AKG) kalsium dan vitamin D; dan (3) menganalisis korelasi asupan kalsium dan vitamin D terhadap kepadatan tulang dan kadar vitamin D dalam darah. Jenis pangan yang dikonsumsi sebagai sumber asupan kalsium adalah susu dan olahannya; kacang-kacangan dan hasil olahannya serta sayuran dan hasil olahannya. Jenis pangan yang dikonsumsi sebagai sumber asupan vitamin D adalah ikan, kerang, udang dan hasil olahannya, susu dan hasil olahannya; serta telur dan hasil olahannya. Pada penelitian ini konsumsi pangan dalam bentuk susu dan olahannya sebanyak 34.11 g/kapita/hari, sedangkan dalam bentuk produk ikan, kerang, udang dan hasil olahannya sebanyak 33.47 g/kapita/hari. Asupan pangan untuk kalsium adalah 234.46 mg dan vitamin D adalah 3.70 μg. Rata-rata persentase AKG per hari untuk energi dengan cut off point yang ditentukan ternyata mencapai 84% pada usia 2-3 tahun, namun semakin bertambahnya usia maka semakin rendah energi yang tercukupi (45% pada usia 10-12 tahun). Rata-rata kecukupan gizi protein untuk anak 4-6 tahun sebesar 88%, namun sayangnya seiring dengan bertambahnya umur, asupan proteinnya berkurang. Hal ini juga terlihat pada kecukupan gizi yang lain seperti lemak, karbohidrat, kalsium dan vitamin D. Dengan menggunakan standar WHO defisiensi kadar vitamin D di dalam darah adalah < 50 nmol/L maka anak laki-laki yang mengalami defisiensi vitamin D adalah 16.66% sedangkan anak perempuan sebanyak 22.10%, total anak laki-laki dan perempuan yang mengalami defisiensi vitamin D adalah 38.76%. Dari data ini bisa dilihat bahwa anak perempuan mengalami defisiensi vitamin D yang lebih tinggi dibandingkan anak laki-laki. Responden (anak-anak) yang diuji memiliki kepadatan tulang yang normal karena mempunyai BMD (Bone Mass Density) dengan Z score diatas -2.0. Pada penelitian ini, asupan pangan vitamin D dan kalsium tidak berpengaruh secara signifikan terhadap status gizi seperti kadar vitamin D dalam darah dan kepadatan tulang. Fakta lain yang didapat dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara vitamin D di dalam darah dan kepadatan tulang, karena memiliki p-value kurang dari 0.05. Sehubungan dengan adanya faktor penghambat dalam penyerapan zat gizi di dalam tubuh, maka fortifikasi zat gizi masih penting untuk dilakukan. Oleh karena itu fortifikasi kalsium dan vitamin D direkomendasikan dapat dilakukan pada beberapa produk pangan seperti susu, sereal dan margarin untuk memperbaiki status gizi anak Indonesia. Fortifikasi yang disarankan adalah minimum 20% dari AKG per saji (kalsium 160 mg dan vitamin D 2μg) dan mengkonsumsi produk yang sudah difortifikasi setidaknya 2 kali sehari.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2207]