Kajian Potensi Dampak Wisata Bahari terhadap Terumbu Karang di Kelurahan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu
View/ Open
Date
2014Author
Yusnita, Ika
Yulianda, Fredinan
Susanto, Handoko Adi
Metadata
Show full item recordAbstract
Kepulauan Seribu merupakan salah satu tujuan wisata bahari di wilayah ibu kota Jakarta dan sekitarnya. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kepulauan Seribu menunjukan peningkatan,yaitu berjumlah 659.659 orang pada tahun 2012 meningkat menjadi1.498.470orang pada tahun 2013(Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Seribu, 2014). Peningkatan jumlah wisatawan ke Kepulauan Seribu, diantaranya disebabkan oleh keindahan panorama,kemudahan akses, dan biaya yang terjangkau. Peningkatan jumlah wisatawan, khususnya wisatawan yang menikmati keindahan alam bawah laut melaluidivingdan snorkelingdapat mempengaruhi perubahan kondisi ekosistem terumbu karang (Loya, 1976 in Liew,2001).Beberapa kerusakan yang diakibatkan oleh kegiatan wisata bahari umumnya terjadi akibat kontak fisik wisatawan dengan terumbu karang baik secara sengaja maupun tidak disengaja. Kontak fisik tersebut antara lain menendang, menginjak, memegang, mengambil biota laut serta peralatan selam yang bersentuhan dengan terumbu karang (Rouphael and Inglis, 1997).Terkait hal tersebut, diperlukan kajian terkait dampak wisata bahari terhadap terumbu karang dengan pendekatan perilaku wisatawan saat berwisata. Perilaku wisatawan yang ramah terhadap terumbu karang merupakanpotensi dalam rangka pengelolaan keberlanjutan wisata bahari. Tujuan penelitian ini adalah: 1.mengidentifikasi perilaku wisatawan yang berpotensi merusak terumbu karang; 2.mengkaji potensi tingkat kerusakan terumbu karang akibat wisata bahari; dan 3. menyusun strategi untuk meminimalisasi dampak kegiatan wisata bahari terhadap terumbu karang. Penelitian ini difokuskan untuk mengkaji dampak wisata bahari yaitu divingdan snorkelingmelalui pendekatan perilaku wisatawan yang berpotensi merusak terumbu karang. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013di Kelurahan Pulau Panggang, Kabupaten Kepulauan Seribu yaitu di Pulau Pramuka, Pulau Nusa Keramba, Pulau Panggang, Pulau Air dan Pulau Semak Daun. Pulau tersebut merupakan lokasi penyelaman yang sering dikunjungi wisatawan. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder yang terdiri dari kondisi terumbu karang, karakteristik wisatawan, dan perilaku wisatawan yang berpotensi merusak terumbu karang. Data karakteristik wisatawan diperoleh melalui kuesioner dan wawancara mendalam dengan wisatawan yang berkunjung. Pengumpulan data perilaku wisatawan yang berpotensi merusak terumbu karang diperoleh dengan cara mengikuti dan mencatat seluruh aktivitas wisatawan yang melakukan diving dan snorkeling. Pemilihan responden dilakukan dengan cara purposive sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya adalah metode Line Intercept Transect (LIT) yang digunakan untuk melihat tutupan terumbu karang. Metode ini dilakukan pada kedalaman 3 dan 10 meter. Setelah dilakukan pengumpulan dan analisis data, kemudian dilakukan penyusunan alternatif strategi melalui analisis SWOT. Analisis SWOT dilakukan melalui identifikasi faktor internal dan eksternal secara sistematis untuk menghasilkan strategi berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, menunjukan persentase tutupan karang di Kelurahan Pulau Panggang termasuk dalam kategori buruk hingga baik pada kedalaman 3 (tiga) dan 10 (sepuluh) meter. Pada kedalaman 3 (tiga) meter, persentase tutupan karang berkisar antara 30,20%dan62,20% atau termasuk dalam kategori sedang hingga baik. Pada kedalaman 10 (sepuluh) meterpersentase tutupan karang berkisar antara 19,60%dan49,00% atau termasuk dalam kategori buruk hingga sedang. Karakteristik wisatawan yang berkunjung berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa wisatawan yang berkunjung di Kelurahan Pulau Panggang didominasi oleh wisatawan berjenis kelamin laki-laki (68%) dengan pendidikan mayoritas adalah sarjana (66%). Rata-rata usia pengunjung yang berwisata ke Kepulauan Seribu berkisar antara 21 sampai 30 tahun. Berdasarkan hasil pengamatan, menunjukan bahwa perilaku wisatawansaatdivingdan snorkelingberpotensi mengakibatkan kerusakan terumbu karang.Perilaku wisatawansaat divingdan snorkelingyang berpotensi mengakibatkan kerusakan terumbu karang adalah menginjak karang, menendang karang, mengambil karang, dan memegang karang.Perilaku wisatawan saat divingyang berpotensi paling besar menyebabkan kerusakan terumbu karang adalah kegiatan menendang karang dengan peluang sebesar 0,014 dan yang paling kecil adalah kegiatan mengambil karang dengan nilai peluang sebesar 0,001. Kegiatan wisata snorkelingyang berpotensi paling besar menyebabkan kerusakan terumbu karang adalah kegiatan menginjak karang dengan peluang sebesar 0,043 sedangkan peluang paling kecil menyebabkan kerusakan adalah kegiatan mengambil karang yaitu sebesar 0,001. Berdasarkan analisa dampak yang dilakukan, menunjukan bahwa potensi tingkat kerusakan akibat divingadalah sebesar 7,574 % per tahun dan snorkeling sebesar 8,196 % per tahun. Untuk meminimalisasi tingkat kerusakan akibat kegiatan divingdan snorkeling, diperoleh 3 (tiga)strategi prioritaspengelolaan wisata bahari melalui analisis SWOT sebagai berikut:1. penetapan/pengaturan spot wisata divingdansnorkelingdisesuaikan dengan karakteristik jenis terumbu karang, daya dukung kawasan, serta tingkat keahlian menyelam wisatawan; 2.koordinasi para pemangku kepentingan dan stakeholder dalam pemanfaatan sumberdaya laut khususnya ekosistem terumbu karang;3.peningkatan pengawasan terhadap pemanfaatan sumberdaya laut, khususnya ekosistem terumbu karang.
Collections
- MT - Fisheries [3011]