Pengembangan Kriteria Rancangan Hidraulika Pada Pemanfaatan Air Limpasan untuk Air Baku di Kawasan Perumahan
Abstract
Urbanisasi yang terjadi di kota-kota besar mengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan ruang di daerah perkotaan seperti untuk perumahan. Perkembangan kota-kota yang pesat sebagai akibat dari perpindahan penduduk dari desa ke kota menyebabkan terjadinya peningkatan pembangunan perumahan. Konsekuensi dari kegiatan pembangunan tersebut adalah terjadinya perubahan tata guna lahan menjadi lahan terbangun. Perubahan tata guna lahan ini menimbulkan dampak yang cukup signifikan terhadap kondisi hidrologis lahan. Ketika terjadi hujan, dengan adanya kawasan terbangun maka kemungkinan terjadinya limpasan di kawasan tersebut akan meningkat sebanding dengan besarnya intensitas hujan yang terjadi. Pada intensitas hujan yang tinggi, kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya genangan atau bahkan banjir sebagai akibat kurangnya daerah resapan air dan kondisi sistem drainase yang kurang memadai. Pada penelitian ini dikembangkan rancangan hidraulika untuk perencanaan saluran drainase di area perumahan dengan melihat kondisi lahan terbangun, luasan daerah tangkapan air, tingginya curah hujan dan sistem drainase yang ada. Pada penelitian dilakukan analisis kriteria rancangan hidraulika untuk pengendalian air limpasan sehingga nantinya air limpasan dapat digunakan sebagai salah satu alternatif sumber air di perumahan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah (i) menentukan koefisien drainase sistem drainase perumahan dan (ii) menentukan kriteria rancangan hidraulika sistem drainase perumahan dalam upaya pemanfaatan air limpasan sebagai salah satu alternatif sumber air baku. Penelitian dilakukan di perumahan Bogor Nirwana Residance sejak bulan Maret 2013 hingga bulan Maret 2014. Metode penentuan koefisien drainase di perumahan dilakukan berdasarkan nilai debit limpasan yang diperoleh dari metode rasional dan luas lahan. Dari hasil yang diperoleh dikembangkan nomogram penentuan koefisien drainase, berdasarkan besarnya intensitas hujan dan nilai koefisien limpasan. Pengembangan kriteria rancangan hidraulika dilakukan dengan mempertimbangkan karakteristik saluran, kecepatan aliran, debit, kemiringan, dan kekasaran saluran. Perhitungan lebar dasar saluran (B) dan kedalaman air (h) di saluran dilakukan dengan metode trial and error dan mengacu pada kriteria rasio B/h untuk perencanaan saluran yang telah ditetapkan DPU (1986). Hasil analisis menunjukkan nilai koefisien drainase di lokasi penelitian berkisar 0.088-0.110 m3/det.ha dari debit limpasan 0.43-0.54 m3/det pada kawasan perumahan dengan luas lahan berkisar 4.80-4.93 ha, topografi 2.2-4.1 %, RTH 17- 37 % dan KDB 33.0-67.3 %, serta jumlah curah hujan rencana 144.61 mm. Dari hasil analisis tersebut kemudian kriteria rancangan hidraulika dikembangkan ke dalam bentuk nomogram. Ada dua nomogram yang dihasilkan antara lain nomogram penentuan koefisien draianse dan nomogram penentuan lebar dasar (B) dan kedalaman air (h) di saluran untuk perencanaan saluran drainase. Nomogram yang dihasilkan saling terkait dan dapat diterapkan dengan mudah dan sistematis dalam perencanaan saluran drainase di perumahan untu memperoleh suatu rancangan hidraulika yang sesuai.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2276]