Tingkat Penyerapan Nitrogen dan Fosfor Rumput Laut Kappaphycus alvarezii dan Eucheuma spinosum pada sistem Integrated Multitrophic Aquaculture di Teluk Gerupuk
View/ Open
Date
2014Author
Yuniarsih, Erna
Nirmala, Kukuh
Radiarta, I Nyoman
Metadata
Show full item recordAbstract
Budidaya laut dengan konsep Integrated Multi Tropic Aquaculture (IMTA) merupakan salah satu metode yang dirancang untuk mengatasi beberapa masalah lingkungan terkait penggunaan pakan pada kegiatan akuakultur . Dalam konsep IMTA rumput laut memiliki peranan sebagai biofilter dengan cara menyerap nutrien inorganik terlarut (nitrogen dan fosfor) kemudian merubahnya menjadi biomassa yang dapat dipanen. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat penyerapan nitrogen dan fosfor rumput laut Kappaphycus alvarezii dan Eucheuma spinosum pada sistem IMTA serta kondisi kualitas perairan secara umum pada sistem IMTA di Teluk Gerupuk, Lombok Tengah. Budidaya rumput laut menggunakan metode rawai (long line) dengan ukuran 50x50 m2.Terdapat tiga unit long line rumput laut yang disiapkan dalam penelitian ini. Dua unit long line diletakkan pada sistem IMTA yaitu masing-masing di sisi barat (KaB=K. alvarezii barat; EsB= E. spinosum barat) dan sisi timur (KaT = K. alvarezii timur ; EsT= E. spinosum timur) unit karamba jaring apung (KJA) , dengan jarak masing-masing 20 m. KJA merupakan titik tengah dari sistem IMTA yang diaplikasikan, dimana unit KJA merupakan KJA jaring ganda terdiri dari empat lubang yang berukuran 3x3x3 m3. Pengamatan terhadap rumput laut dan kondisi perairan dilakukan setiap 15 hari, mulai hari ke-0 sampai hari ke-45. Parameter uji yang diamati pada rumput laut yaitu laju penyerapan nitrogen dan fosfor oleh rumput laut, pertumbuhan dan produksi karbohidrat rumput laut. Parameter kualitas air yang diukur meliputi parameter fisika dan kimia air. Analisis data rumput laut menggunakan analisis ragam (ANOVA) menggunakan software Minitab 16, sedangkan data kualitas air secara vertikal dianalisis menggunakan software Ocean Data View 4 (ODV). Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter kualitas air (parameter fisik dan kimia perairan) selama pemeliharaan rumput laut K. alvarezii dan E. spinosum, di Teluk Gerupuk masih mendukung kegiatan budidaya rumput laut. Dari hasil analisis vertikal, menunjukkan bahwa parameter NO3-N banyak terakumulasi pada sisi barat dari KJA, sedangkan untuk sebaran konsentrasi PO4-P di perairan banyak terakumulasi di sisi timur dari KJA . Laju penyerapan nitrogen berdasarkan biomassa panen pada rumput laut K. alvarezii di lokasi IMTA (86,95 ton N/hektar/tahun) mencapai 457,10 % lebih tinggi dibandingkan K alvarezii di lokasi kontrol (15,61 ton/hektar/tahun). Sedangkan laju penyerapan fosfor pada rumput laut K alvarezii di lokasi IMTA (20,56 ton P/hektar/tahun) mencapai 285,12 % lebih tinggi dibandingkan kontrol (5,34 ton P/hektar/tahun). Selain itu, laju pertumbuhan dan produksi karbohidrat K alvarezii di lokasi IMTA juga lebih tinggi, yang mengindikasikan tingkat pemanfaatan nitrogen dan fosfor pada proses fotosintesis rumput laut. Peningkatan bobot rata-rata K. alvarezii yang dibudidayakan di lokasi IMTA mencapai 4.114,36 gm-2 atau 89,87 % lebih tinggi dibandingkan K. alvarezii di lokasi control (2167,3 gm-2). Produksi karbohidrat yang dihasilkan dari biomassa K. alvarezii pada akhir pemeliharaan meningkat hingga 138,16 gm-2 (KaB) , 101,31 gm-2 (KaT) dan 51,82 gm-2(KaK) (berat kering), yaitu produksi karbohidrat KaB lebih tinggi 266.6% dibandingkan dengan produksi karbohidrat KaK. Untuk rumput laut jenis E. spinosum laju penyerapan nitrogen berdasarkan biomassa panen di lokasi IMTA (69,78 ton N/hektar/tahun) mencapai 128,57 % lebih tinggi dibandingkan rumput laut sejenis di lokasi kontrol (30,53 ton N/hektar/tahun). Sedangkan untuk laju penyerapan fosfor E. spinosum, rumput laut di lokasi IMTA (8,69 ton P/hektar/tahun) mencapai 126,47 % lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol (3,84 ton P/hektar/tahun). Pertambahan bobot rata rata-rata E. spinosum pada longline barat (EsB) di hari ke-45 mencapai 3.698,2 g m-2 atau lebih tinggi 57,55% dibandingkan longline kontrol (EsK) yaitu 2347,3 g m-2). Produksi karbohidrat yang dihasilkan dari biomassa E. spinosum di akhir masa pemeliharaan (hari ke-45) adalah 104,9 gm-2 (EsB) , 89,7 gm-2 (EsT) dan 77,6 gm-2 (EsK) (berat kering). Produksi karbohidrat EsB 35% lebih tinggi dibandingkan EsK. Berdasarkan area potensial budidaya rumput laut di Teluk Gerupuk, potensi penyerapan nitrogen dan fosfor untuk K. alvarezii di lokasi ini masing-masing mencapai 27.996,93 ton N/tahun dan 6.619 ton P/tahun. Sementara untuk E. spinosum, potensi penyerapan nitrogen dan fosfor masing-masing mencapai 22.470,02 ton N/tahun dan 2796,82 ton P/tahun. Penerapan budidaya rumput laut berbasis IMTA secara jelas memberikan keuntungan ekonomi dan ekologi dengan adanya peningkatan biomassa dan perbaikan kondisi lingkungan budidaya.
Collections
- MT - Fisheries [2935]