Analisis Efisiensi Kinerja Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) dan Pendapatan Petani Padi Anggota LKM-A di Kabupaten Bogor
Abstract
Salah satu permasalahan pada bidang pertanian adalah sulitnya permodalan bagi petani maka Kementerian Pertanian pada tahun 2008 melaksanakan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yang menyalurkan dana sebesar Rp 100 juta melalui Gapoktan (Gabungan kelompok Tani) sehingga pada tahun ke-3 membentuk LKM-A dan di Kabupaten Bogor terdapat 4 LKM-A. Tujuan penelitian ini adalah 1) Menganalisis tingkat efisiensi kinerja LKM-A di Kabupaten Bogor, 2) Menganalisis pendapatan petani sebelum dan sesudah tergabung dalam LKM-A di Kabupaten Bogor. Penelitian ini menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) dan analisis pendapatan usahatani R/C Rasio. Hasil analisis efisiensi kinerja didapatkan bahwa ada tiga LKM-A yang efisien (100%) adalah LKM-A Rukun Tani, LKM-A Bina Sejahtera dan LKM-A Mandiri Jaya , sedangkan yang tidak efisien (kurang dari 100%) adalah LKM-A Berkah dengan skor 57.89%, sehingga LKM-A Berkah harus meningkatkan penyaluran petani miskin menjadi 1.73%, penyaluran pertanian menjadi 1.66% dan menurunkan jasa menjadi 5%. Pendapatan atas biaya total petani padi di kabupaten Bogor setelah bergabung dalam LKM-A ada yang mengalami peningkatan yaitu LKM-A Rukun Tani dan LKM-A Mandiri Jaya sedangkan pendapatan atas biaya total yang mengalami penurunan yaitu LKM-A Bina Sejahtera dan LKM-A Berkah. Penurunan pendapatan petani LKM-A Berkah diakibatkan karena pada kinerja LKM-A Berkah tidak efisien dan penerimaan petani setelah tergabung menjadi menurun namun biaya yang dikeluarkan meningkat.