Respons pertumbuhan dan imunitas udang vaname litopenaeus vannamei terhadap pemberian hormon pertumbuhan rekombinan ikan kerapu kertang
Abstract
Udang vaname (Litopenaeus vannamei) adalah salah satu komoditas utama dalam program industrialisasi perikanan budidaya tahun 2009-2014. Produksi udang vaname diproyeksikan meningkat sebesar 16% setiap tahun dengan target produksi 500 ribu ton pada tahun 2014. Peningkatan produksi dapat ditempuh dengan berbagai cara, salah satu cara yang efektif adalah dengan aplikasi bioteknologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bioaktivitas hormon pertumbuhan rekombinan ikan kerapu kertang (rElGH) pada udang vaname dalam meningkatkan pertumbuhan dan imunitas, khususnya dalam mencari metode aplikasi pemberian rElGH. Penelitian pertama bertujuan mengkaji respons pertumbuhan udang vaname setelah direndam dengan rElGH. Dosis yang digunakan yaitu 150; 15; 1,5; 0,15; 0,015; 0,0 mgL-1dengan lama perendaman 1 jam dan dipelihara sampai PL14. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis 15 mgL-1 memberikan peningkatan bobot tubuh, panjang tubuh dan kelangsungan hidup tertinggi (P<0,05) masing-masing sebesar 37,77%; 12,75% dan 9,45% dibandingkan dengan kontrol. Selanjutnya, pemberian rElGH dosis 15 mgL-1dikembangkan dengan lama waktu perendaman 3 jam dapat meningkatkan bobot tubuh sebesar 109,9%; panjang tubuh 26,0%, dan biomassa 66,0% lebih tinggi daripada kontrol. Ekspresi gen single insulin binding domain (SIBD) pada PL14 yang dianalisis dengan real-time PCR menunjukkan kenaikan sebesar 3,3 kali pada udang yang direndam rElGH dibandingkan dengan kontrol, dan dapat dinyatakan bahwa SIBD berperan penting dalam induksi pertumbuhan. Tingkat ekspresi moult inhibiting hormone (MIH) meningkat sekitar 1,3 kali, crustacean hyperglycemia hormone (CHH) meningkat sekitar 5,5 kali, sementara ekspresi cyclopilin A (CypA) pada udang yang direndam rElGH sama dengan kontrol. Gen yang terkait pertumbuhan udang vaname diantaranya SIBD, CHH, MIH, CypA, sedangkan gen yang terkait imunitas diantaranya lektin dan proPO, adalah gen yang dianalisis dalam penelitian ini, oleh sebab itu harus diuji kebenarannya. Tujuan penelitian tahap ini adalah identifikasi dan analisis ekspresi gen tersebut pada udang vaname. Tingkat ekspresi gen dianalisis menggunakan real-time PCR (qPCR) yang dinormalkan dengan ekspresi gen β-aktin. Produk PCR selanjutnya dielektroforesis untuk identifikasi keberadaan gen, dilanjutkan dengan purifikasi dan sekuensing. Untuk melihat similaritas sekuen dilakukan analisis BLAST-N dan disejajarkan dengan sekuen yang ada di BankGen menggunakan program Genetyx-7. Hasil identifikasi menunjukkan semua gen terdeteksi pada sampel. Gen terekspresi pada semua sampel dengan level yang berbeda. Similaritas mRNA SIBD, CHH, MIH, CypA, lektin, proPO, β-aktin berturut-turut 91%, 89%, 99%, 100%, 99%, 99%, dan 84% terhadap sekuen gen masing-masing pada BankGen. Penelitian selanjutnya bertujuan untuk mengkaji respons pertumbuhan dan ekspresi gen pasca larva udang vaname yang diberi rElGH dosis berbeda secara oral melalui pakan buatan. Wadah dan prosedur sama dengan penelitian perendaman. Pakan perlakuan adalah pakan yang dicampur dengan rElGH yang telah disalut dengan hypromellose phthalate (HP55) dengan dosis rElGH 50 mg kg-1pakan (P1), 5 mg kg-1pakan (P2) dan 0,5 mg kg-1pakan (P3). Sebagai pakan kontrol adalah pakan dicampur dengan HP55 tanpa rElGH (K+), dan pakan tidak dicampur HP55 (K). Pakan perlakuan dan kontrol K+ diberikan 1 kali sehari dengan interval 3 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan terbaik (P<0,05) diperoleh pada perlakuan P3. Peningkatan bobot tubuh udang perlakuan P3 sebesar 17,7% dan biomassa sebesar 16,6% dibandingkan dengan kontrol. Panjang tubuh dan kelangsungan hidup udang perlakuan dan kontrol tidak berbeda nyata (P>0,05). Ekspresi SIBD pada P3 meningkat 2,1 kali lipat dibandingkan kontrol. Level ekspresi CypA dan MIH kecil dan cenderung menurun. Berdasarkan hasil peningkatan pertumbuhan yang didukung oleh pola ekspresi gen SIBD, CypA, dan MIH dapat disimpulkan bahwa pemberian rElGH pada fase pasca larva, lebih efektif melalui perendaman dibandingkan oral. Setelah diketahui metode yang efektif pada fase pembenihan, selanjutnya pada penelitian keempat dilakukan evaluasi respons pertumbuhan udang vaname yang direndam satu kali dengan rElGH pada pasca larva 2 (PL2) dan pada PL14 diberi pakan buatan mengandung rElGH, serta menentukan dosis optimal rElGH dalam pakan. Pemberian pakan buatan mengandung rElGH dilakukan satu kali sehari, 2 kali seminggu selama 4 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perendaman PL2 dan dilanjutkan dengan pemberian rElGH secara oral dengan dosis 0,5 mg kg-1 pakan memberikan respons pertumbuhan terbaik. Perlakuan tersebut meningkatkan biomassa sebesar 40,10%; laju pertumbuhan harian 21,25%; retensi protein 71,35%; retensi lemak 52,10%; meningkatkan kadar glikogen otot 129,0 %; dan efisiensi pakan sebesar 28,57% dibandingkan dengan kontrol (P<0,05). Perlakuan rElGH melalui perendaman dan oral juga meningkatkan ekspresi gen terkait pertumbuhan (SIBD dan CHH), dan gen terkait imunitas (lektin dan proPO). Selanjutnya dilakukan uji respons imun udang vaname terhadap infeksi infectious myonecrosis virus (IMNV). Inokulum IMNV berdasarkan OIE (2009). Pada hari ke-8, udang perlakuan perendaman dan dilanjutkan secara oral 50 mg kg-1 pakan menunjukkan kelangsungan hidup 37,5% lebih tinggi dibandingkan perlakuan kontrol yang diinfeksi. Peningkatan kelangsungan hidup didukung oleh tingkat ekspresi gen lektin, gen proPO dan nilai THC. Sebagai kesimpulan bahwa perlakuan rElGH meningkatkan respons imun udang vaname terhadap infeksi IMNV. Berdasarkan uraian diatas, secara umum dapat disimpulkan bahwa pemberian rElGH yang efektif meningkatkan pertumbuhan udang vaname adalah pada fase pembenihan digunakan metode perendaman dengan dosis 15 mg L-1 dan dilanjutkan melalui oral pada fase pembesaran dengan dosis 0,5 mg kg-1 pakan. Metode pemberian rElGH ini berpotensi tinggi meningkatkan produktivitas budidaya.
Collections
- DT - Fisheries [711]