Faktor Penentu Ketahanan Pangan Rumah Tangga Di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dibimbing Oleh Sri Hartoyo Dan Yeti Lis Purnamadewi
Abstract
Indonesia telah mengalami pemulihan yang cukup berarti sejak krisis ekonomi tahun 1998, namun masalah kemiskinan dan ketahanan pangan maupun gizi masih cukup besar dan beragam antar provinsi dan kabupaten (Human Development Index, UNDP 2008). Masalah ketahanan pangan telah dijadikan agenda penting dalam pembangunan ekonomi bangsa. Pangan sebagai komoditas ekonomi berperan besar pada peningkatan pertumbuhan ekonomi global maupun nasional. Berdasarkan data statistik (BPS 2009), sejak tahun 2005 sampai 2008 konsumsi energi dan protein masyarakat Indonesia terus meningkat dari angka 2.007,65 kkal/kap/hari menjadi 2.038.17 kkal/kap/hari dan untuk protein 54,65 gram/kap/hari menjadi 57,49 gram/kap/hari melebihi standar yang ditetapkan oleh Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG, 2004). Keadaan ini menunjukkan gizi masyarakat Indonesia secara kuantitas dan makro sudah mencukupi. Namun dari hasil penelitian Ariningsih (2002) ditemukan bahwa perbaikan konsumsi secara makro tidak mencerminkan pemerataan pemenuhan konsumsi gizi secara mikro. Ditataran mikro, ketahanan pangan khususnya di pedesaan atau rumah tangga petani masih lemah dan memprihatinkan. Ada tiga faktor ketahanan pangan yang harus dipenuhi sehingga dapat mendorong stabilitas pangan, yaitu : ketersediaan pangan (food availability), akses pangan (food acces) dan penyerapan pangan (food utilization) (FAO, 1996). Ketahanan pangan belum tercapai saat ketersediaan pangan saja yang terpenuhi. Ketahanan pangan akan tercapai ketika akses terhadap pangan tersebut memadai serta penyerapan pangannya dapat berlangsung secara baik. Untuk membantu mengidentifikasi ketahanan dan kerawanan pangan daerah di Indonesia, pemerintah menerbitkan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan 2009 (Food Security and Vulnerability Atlas, 2009). FSVA ini disusun untuk mengidentifikasi titik-titik rawan pangan tingkat kabupaten di Indonesia (DKP, 2009). 14 provinsi yang dimasukkan ke dalam fokus utama peningkatan produksi dalam mengatasi kerawanan pangan dalam wacana peta ketahanan dan kerawanan pangan (FSVA) salah satunya adalah Nusa Tenggara Timur (NTT). ...
Collections
- MT - Economic and Management [2962]