Aplikasi SIG untuk Kesesuaian Wilayah Wisata Snorkeling dan SCUBA Diving di Pulau Air dan Pulau Karang Beras, Kepulauan Seribu.
View/ Open
Date
2013Author
Iqbal, Mohamad
Gaol, Jonson L.
Yulianda, Fredinan
Metadata
Show full item recordAbstract
Taman Nasional Kepulauan Seribu memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi, seperti ekosistem terumbu karang yang merupakan salah satu modal dasar untuk meningkatkan pendapatan daerah dan masyarakat. Wisata bahari di Kepulauan Seribu meliputu wisata snorkeling dan SCUBA diving. Untuk itu perlu adanya informasi daerah mana saja yang sesuai untuk melakukan wisata snorkeling maupun SCUBA diving. Dalam memetakan kesesuaian wilayah untuk kegiatan snorkeling dan SCUBA diving di Pulau Air dan Pulau Karang Beras menggunakan Sistem Informasi Geografi. Penelitian dilaksanakan pada November 2011 sampai Maret 2012 di Pulau Air dan Pulau Karang Beras. Lokasi pengamatan 6 titik di Pulau Air dan 3 titik di Pulau Karang Beras. Lokasi pengamatan 1 titik di utara Pulau Air, 1 titik di selatan Pulau air, 2 titik di timur Pulau Air dan 2 titik di barat Pulau Air. Lokasi pengamatan di Pulau Karang Beras terletak di bagian utara, barat, dan selatan. Parameter yang digunakan untuk analisis kesesuaian wilayah wisata snorkeling dan SCUBA diving meliputi tutupan karang keras, jenis lifeform, jenis ikan, kecerahan perairan, kecepatan arus, kontur batimetri, dan lebar hamparan karang datar. Tutupan substrat dasar karang diperoleh dengan pengolahan citra ALOS dengan menggunakan metode Lyzenga.Parameter tutupan karang keras, jenis lifeform, jenis ikan, kecerahan perairan, dan kecepatan arus diperoleh dengan pengamatan langsung di lapangan. Batimetri diperoleh dari data sekunder DISHIDROS. Lebar hamparan karang datar diperoleh dari analisis batimetri dan tutupan substrat dasar perairan. Basis data dispasialkan menjadi data vektor. Hasil analisis spasial dikelompokan menjadi 4 kelas, yakni: tidak sesuai, cukup sesuai, sesuai, dan sangat sesuai. Berdasarkan hasil transformasi Lyzenga ditemuan koofesien atenuasi (ki/kj) sebesar 2,114. Klasifikasi substrat dasar berdasarkan transformasi Lyzenga dihasilkan luasan terumbu karang seluas 69,678 ha, karang mati seluas 63,161 ha, dan pasir seluas 276,943 ha. Karang hidup dominan tumbuh mengelilingi daerah tubir, namun ada juga yang membentuk goba di tengah gosong karang. Hasil analisis menunjukkan daerah dang sesuai dan sangat sesuai untuk wisata snorkeling berada di Pulau Air bagian selatan, utara, dan barat, sedangkan Pulau Karang Beras di bagian selatan, dan barat. Luasan daerah yang sesuai untuk dilakukan wisata snorkeling 7,89 ha. Daerah yang sesuai untuk SCUBA diving berada di Pulau Air bagian selatan dan barat, sedangkan di Pulau Karang beras bagian utara dan barat. Luas daerah yang sesuai untuk dilakukan wisata SCUBA diving 9,02 ha.