Analisis Risiko Produksi Bayam dan Kangkung Hidroponik pada Parung Farm Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat
Abstract
Sayuran sebagai salah satu bagian dari hortikultura sayuran memiliki peran dan peluang usaha yang cukup baik. Berdasarkan data Ditjen Hortikultura dan Departemen Pertanian bahwa sayuran menyumbang sekitar 7,18 persen dari total PDB pada tahun 2008. Selain itu kenaikan volume impor sebesar 10,77% pda tahun 2008 yang menandakan bahwa terdapat bagian permintaan yang belum diisi oleh produksi dalam negeri atau produksi dalam negeri masih belum mampu untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Ini merupakan peluang usaha bagi para petani dan perusahaan pertanian untuk membuka peluang usaha di bidang pertanian sayuran. Salah satu perusahaan pertanian yang bergerak dalam bidang produksi sayuran segar adalah Parung Farm. Parung Farm merupakan perusahaan pertanian yang menggunakan teknologi hidroponik dan greenhouse dalam menjalankan usahanya. Perusahaan memilih teknologi ini dengan tujuan untuk penurunan biaya produksi, minimalisasi resiko dan optimalisasi produksi. Perusahaan melakukan diversifikasi dalam kegiatan usahanya dengan mengusahakan bayam dan kangkung. Tiap komoditi sayuran memiliki ciri khas dan karakteristik yang khusus hingga memiliki sumber dan tingkat risiko yang berbeda. Tujuan penelitian ini adalah (1) Menganalisis sumber risiko produksi dan besarnya risiko yang terjadi pada komoditi bayam dan kangkung di Parung Farm dan (2) Membuat pemetaan risiko dan menganalisis manajemen risiko pada portofolio yang diterapkan untuk mengatasi risiko produksi yang dihadapi oleh usaha bayam dan kangkung pada Parung Farm. Penelitian ini dilakukan di Parung Farm yang berlokasi di Kecamatan Parung Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Waktu penelitian adalah selama bulan November hingga Desember 2010. Penelitian ini menggunakan analisis risiko yaitu Variance, Standard Deviation, dan Ceoficcient Variance serta melihat pengaruh divesifikasi untuk menekan risiko. Sumber-sumber risiko pengusahaan bayam dan kangkung hidroponik pada Parung Farm antara lain kondisi cuaca dan iklim, hama dan penyakit, kualitas sumber daya manusia, input, dan kerusakan peralatan. Berdasarkan analisis risiko pada komoditas tunggal menunjukkan bahwa bayam memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi daripada kangkung untuk pendapatan. Hasil analisis diversifikasi pada komoditas bayam dan kangkung menunjukkan bahwa diversifikasi berhasil menurunkan tingkat risiko walau tidak untuk semua komoditas. Saran yang direkomendasikan adalah Parung Farm lebih mempertimbangkan kombinasi diversifikasi yang memiliki risiko terkecil. Hal ini dapat dilakukan dengan mempertimbangkan proporsi luasan lahan untuk tanaman bayam dan kangkung. Bayam merupakan komoditas sayuran yang perlu dilkembangkan karena memiliki risiko yang lebih kecil dan permintaan pasar yang cukup tinggi. Selain itu perusahaan perlu mengadakan maajemen risiko lebih lanjut untuk cuaca.
Collections
- UT - Agribusiness [4251]