Kinerja Penyaluran Kredit dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit (Studi Kasus pada Koperasi Kredit (CU) Merdeka, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo, Sumatera Utara)
Abstract
Untuk memperkuat posisi sektor pertanian, ketersediaan modal bagi pelaku usaha pertanian merupakan suatu keharusan. Pada era modern ini teknologi pertanian semakin tinggi, pengerahan modal yang intensif baik untuk alat-alat pertanian maupun sarana produksi menjadi suatu keharusan. Sebagian besar petani tidak sanggup mendanai usahatani dengan modal sendiri. Pada saat ini pemerintah memberikan solusi untuk membantu petani dalam pemberian modal berupa program kredit. Pemerintah telah menyalurkan kredit dalam bentuk kredit modal kerja (KMK) dan kredit investasi (KI). KMK mengalami pertumbuhan pada setiap sektor kecuali sektor industri pengolahan, pertumbuhan yang tertinggi terjadi pada sektor pertambangan dan perdagangan, untuk sektor pertanian hanya mengalami pertumbuhan sebesar 0.17 persen. KI juga mengalami pertumbuhan tetapi pada sektor pertambangan dan sektor pengolahan mengalami penurunan, sedangkan sektor yang mengalami pertumbuhan adalah sektor listrik, gas dan air sebesar 0.64 persen, dan sektor pertanian mengalami peningkatan sebesar 0.14 persen. Kreditkredit tersebut diberikan melalui bank, koperasi dan lembaga keuangan lainnya. Namun, penyaluran kredit yang diberikan oleh pemerintah melalui bank-bank yang ditunjuk pada saat ini, juga mengalami risiko tingkat pengembalian diatas batas normal yaitu NPL >3%. Berbagai risiko yang harus dihadapi perbankan dalam periode gejolak ekonomi global telah meningkatkan sikap kehati-hatian dalam memberikan kredit kepada nasabah. Sehingga menyebabkan nasabah melakukan pinjaman ke lembaga keuangan lainnya baik yang formal maupun informal. Salah satu alternatif buat petani untuk mengakses kredit adalah lembaga keuangan mikro atau koperasi. Credit Union (CU) adalah salah satu koperasi yang bergerak dalam bidang perkreditan yang dibentuk oleh anggota dan untuk anggota. CU adalah model koperasi yang tumbuh dan berkembang atas prakarsa masyarakat (bottom up) dengan tujuan utamanya adalah memberdayakan masyarakat rakyat baik secara ekonomi, sosial maupun budaya.Salah satu unit CU di Indonesia adalah CU Merdeka. Pada saat ini CU Merdeka memiliki 13 unit yang menyebar di beberapa desa di wilayah Kabupaten Karo. Kredit yang diberikan untuk modal usaha pertanian dan kesejahteraan. Saat ini, anggota yang memperoleh kredit dari CU tidak seluruhnya dapat mengembalikannya dengan baik tepat pada waktu yang telah dijanjikan. Pada kenyataannya ada anggota yang tidak dapat mengembalikan sebagian pinjamannya karena suatu hal atau sebab, sehingga pinjaman tidak dapat dikembalikan secara utuh. Akibat adanya anggota yang tidak membayar kreditnya maka perjalanan kredit akan terhenti atau macet. Kredit macet merupakan suatu keadaan dimana seorang anggota tidak mampu membayar lunas kredit tepat waktu. ...
Collections
- UT - Agribusiness [4247]