Strategi Pengembangan Usaha Jamur Tiram Putih (pleurotus ostreatus) Pada Perusahaan Agro Jamur Arismajaya Cianjur Jawa Barat.
Abstract
Produksi tanaman sayuran Indonesia terus ditambah untuk memenuhi kebutuhan pasar yang ada, yang berpengaruhi terhadap pola makan dan aspek kesehatan masyarakat. Produksi total sayuran di Indonesia pada tahun 2006 mencapai 9.527.463 ton dengan tingkat konsumsi 37,94 kg/kapita, konsumsi total sayuran diperkirakan sebesar 8.555.470 ton. Estimasi pertumbuhan konsumsi sayuran 2003-2006 menunjukkan bahwa peningkatan rata-rata konsumsi perkapita sayuran adalah sebesar 0.7 persen per tahun, sehingga pada tahun 2050 konsumsi perkapita sayuran diperkirakan akan mencapai 49,63 kg/kapita. Berdasarkan proyeksi jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2050 sebesar 400 juta orang, maka akan dibutuhkan 19.852.000 ton sayuran untuk memenuhi permintaan konsumsi. Dengan demikian, produksi sayuran pada tahun 2050 diperkirakan harus meningkat dua kali lipat dari produksi tahun 2006. Selanjutnya, pada tahun 2007 sampai 2009, produksi sayuran Indonesia juga mengalami peningkatan yang cukup tajam dengan permintaan yang cukup tinggi pula. Salah satu komoditi sayuran unggulan ialah jamur tiram yang akhir-akhir ini menjadi primadona serta produksi dan permintaannya yang meningkat. Jamur tiram dalam bahasa latin disebut Pleurotus sp. merupakan salah satu jamur konsumsi bernilai ekonomi tinggi. Hal tersebut dikarenakan budidaya jamur tiram tidak memerlukan lahan yang luas bahkan dapat dilakukan di lahan perkarangan rumah. Melalui kegiatan tersebut dapat memberikan nilai tambah dan juga pendapatan lebih bagi keluarga. Perusahaan Agro Jamur Arismajaya salah satu produsen jamur tiram putih yang berdiri sejak pertengahan tahun 2008. Perusahaan ini memiliki beberapa kendala diantaranya produksi jamur tiram belum optimal sehingga target produksi belum tercapai, keterbatasan bibit jamur tiram, fluktuasi harga input dan kondisi skala usaha pesaing lebih besar. Oleh sebab itu, perusahaan harus melakukan strategi pengembangan usaha jamur tiram putih yang dijalankannya. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis apa saja faktor-faktor lingkungan internal seperti kekuatan dan kelemahan serta faktor lingkungan eksternal seperti peluang dan ancaman yang mempengaruhi Perusahaan Agro Jamur Arismajaya. Kemudian mengidentifikasi alternatif strategi pengembangan usaha yang dapat dijalankan oleh Perusahaan Agro Jamur Arismajaya serta merekomendasikan strategi terbaik bagi perusahaan tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada Perusahaan Agro Jamur Arismajaya yang telah berjalan selama dua tahun dengan pertimbangan perusahaan tersebut mengalami kenaikan produksi yang signifikan. Responden yang digunakan adalah satu orang manajer sekaligus pemilik usaha dan satu orang pengawas lapangan, sehingga berjumlah dua orang. Alat analisis yang digunakan adalah matriks IFE dan EFE, matriks IE, matriks SWOT dan matriks QSPM. Hasil analisis matriks IFE menunjukan bahwa kekuatan Perusahaan Agro Jamur Arismajaya adalah pelaksanaan manajemen baik, kualitas produk yang baik, lahan pengembangan masih luas, lokasi strategis, produksi meningkat dan karyawan terampil, sedangkan yang menjadi kelemahan perusahaan yaitu modal terbatas, teknologi konvensional, keterbatasan bibit jamur dan tidak ada bagian pembibitan. Analisis matriks EFE yang menjadi peluang adalah pendapatan masyarakat meningkat, suplai bahan baku lancar dan kondisi permintaan pasar jamur masih tinggi, sedangkan yang menjadi ancaman yaitu mayoritas penduduk petani sayuran, fluktuasi harga input, tergantung pada satu pedagang pengumpul, tidak ada kelompok tani jamur, produksi pesaing lebih tinggi, skala usaha pesaing lebih besar dan banyaknya produk subtitusi. Secara keseluruhan matriks IFE menghasilkan skor 2,948 yang artinya perusahaan sudah menjawab kekuatan ataupun kelemahan sudah pada skala ratarata. Sedangkan berdasarkan analisis matrik EFE skor terbobot sebesar 2,197 yang artinya perusahaan merespon situasi cukup baik dalam memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman. Analisis matriks IE menunjukan posisi perusahaan pada quadran V yaitu strategi pertahankan dan pelihara (hold and maintain) pada sumbu horizontal menunjukan skor total IFE 2,948 dan pada sumbu vertikal menunjukan skor total EFE 2,197. Strategi yang harus diterapkan adalah strategi pengembangan produk dan penetrasi pasar. Dari strategi tersebut maka diperoleh strategi pada matriks SWOT, yaitu terdapat empat strategi diantaranya peningkatan kapasitas produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar, penambahan modal berasal dari lembaga keuangan swasta, peningkatan volume penjualan untuk menghadapi pesaing, kemudian diversifikasi produk jamur tiram untuk menghindari ketergantungan pada satu pungumpul. Hasil analisis QSPM pada Perusahaan Agro Jamur Arismajaya menunjukan strategi utama terbaik yang dipilih adalah peningkatan volume penjualan jamur tiram untuk menghadapi pesaing dengan total nilai daya tarik (TAS) sebesar 5,95. Dari prioritas strategi tersebut, maka program yang dianjurkan kepada perusahaan yaitu : a. Menambah permodalan yang diajukan kepada lembaga keuangan seperti Bank, untuk dapat meningkatkan pembelian sarana produksi yakni peningkatan pembelian bibit jamur, serbuk gergaji, dedak, kapur, cincin peralon, plastik, karet dan lain sebagainya. b. Meningkatkan jumlah karyawan guna menambah tenaga kerja untuk kegiatan produksi baglog sehingga memacu produksi jamur tiram yang lebih tinggi, dengan upaya intensif dalam melakukan pekerjaan yang ada di Perusahaan Agro Jamur Arismajaya. c. Penggunaan teknologi modern dapat juga menjadi langkah yang harus dipertimbangkan perusahaan sesuai dengan ketersediaan modal yang ada di perusahaan. d. Perluasan areal produksi guna peningkatan kapasitas produksi dapat dilaksanakan perusahaan dengan cara membeli lahan, atau menyewa lahan budidaya untuk meningkatkan produksi dan penjualan jamur tiram yang belum terpenuhi saat ini.
Collections
- UT - Agribusiness [4610]