Analisis pendapatan usahatani dan tataniaga jamur merang (Volvariella volvaceae) di Desa Gempol Kolot, Kecamatan Banyusari, Kabupaten Karawang
Abstract
Jamur merang merupakan salah satu jenis komoditas hortikultura yang berpotensi untuk dikembangkan karena selain memiliki nilai ekonomi yang tinggi, jamur merang juga memiliki kandungan gizi yang tinggi. Indonesia sebagai salah satu negara yang berada di daerah tropis memiliki potensi untuk budidaya jamur merang. Kabupaten Karawang terutama di Desa Gempol Kolot, Kecamatan Banyusari merupakan sentra produksi dan pengembangan jamur merang, sehingga secara tidak langsung sangat berpengaruh dalam menyokong pendapatan masyarakat khususnya petani jamur merang. Namun kenyataannya, terjadi penurunan jumlah petani jamur merang yang menyebabkan berkurangnya jumlah produksi jamur merang. Hal tersebut karena banyak petani yang mengalami gagal panen dan terjerat hutang dengan tengkulak sehingga tidak mempunyai modal untuk melakukan budidaya jamur merang. Banyak petani yang terikat kerjasama dengan tengkulak dalam hal peminjaman modal dengan konsekuensi mendapatkan harga yang lebih rendah pada saat penjualan hasil panen jamur merang kepada tengkulak. Pengenalan teknologi baru yaitu penggunaan kumbung jenis styrofoam pada kegiatan budidaya jamur merang dilakukan untuk meningkatkan hasil panen jamur merang. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan analisis pendapatan usahatani pada petani mandiri dan petani peminjam modal baik yang menggunakan kumbung jenis styrofoam maupun kumbung jenis bilik, menganalisis nilai R/C rasio pada kegiatan usahatani jamur merang, dan menganalisis efisiensi saluran tataniaga jamur merang di Desa Gempol Kolot, Kecamatan Banyusari, Kabupaten Karawang. Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai Juli 2012 di Desa Gempol Kolot, Kecamatan Banyusari, Kabupaten Karawang. Data yang digunakan terdiri dari data primer dan sekunder. Pengumpulan data responden usahatani sebanyak 35 petani yaitu 18 petani mandiri yang terdiri dari 14 petani yang menggunakan kumbung jenis styrofoam dan 4 petani yang menggunakan kumbung jenis bilik. Sisanya sebanyak 17 petani peminjam modal yang terdiri dari 14 petani yang menggunakan kumbung jenis styrofoam dan 3 petani yang menggunakan kumbung jenis bilik. Pengambilan responden petani dilakukan dengan metode purposive sampling. Responden untuk analisis pemasaran ditentukan dengan metode snow ball sampling dengan mengikuti alur tataniaga mulai dari petani sampai ke pedagang pengecer yang menjual kepada konsumen akhir. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan analisis pendapatan, analisis R/C rasio, analisis marjin, farmer’s share, dan rasio keuntungan terhadap biaya tataniaga jamur merang.
Collections
- UT - Agribusiness [4256]