Analisis kelayakan finansial usaha keramba jaring apung Waduk Cirata dengan internalisasi biaya flushing
Abstract
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang padat. Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang sangat cepat, kebutuhan akan sumberdaya energi akan semakin meningkat. Salah satu energi yang dibutuhkan seiring dengan pertumbuhan penduduk yaitu listrik. PLTA Cirata merupakan salah satu pembangkit listrik di Jawa Barat yang menggunakan energi air dari Waduk Cirata yang bersumber dari aliran sungai Citarum, terletak di Desa Cadas Sari, Kecamatan Tegal Waru, Plered, Purwakarta, Jawa Barat. Waduk Cirata merupakan sumber yang penting bagi PLTA Cirata untuk menghasilkan energi. Waduk Cirata yang memiliki luas 6.334 hektar tersebut sangat potensial untuk budidaya ikan dengan sistem keramba jaring apung (KJA). Adanya faktor penarik berupa keuntungan yang besar dari kegiatan budidaya ikan dengan sistem KJA di Waduk Cirata memicu terjadinya peningkatan jumlah KJA yang setiap tahunnya semakin tidak terkendali. Tercatat pada tahun 2011 terdapat 53.031 unit KJA di Waduk Cirata yang telah melebihi batas normal sebesar 12.000 unit KJA. Jumlah KJA di Waduk Cirata yang kini tak terkendali serta pemberian pakan yang intensif pada KJA kurang tepat karena akan menyebabkan banyaknya pakan yang tidak termakan oleh ikan sehingga mengakibatkan sedimentasi pada Waduk Cirata. Biaya yang akan dikeluarkan oleh pihak PT. Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Cirata (PT. PJB UP Cirata) dan Badan Pengelola Waduk Cirata (BPWC) untuk mengeluarkan sedimen limbah KJA bukan merupakan jumlah yang kecil, namun mencapai milyaran rupiah yang merupakan kerugian besar bagi pihak PT. PJB UP Cirata dan BPWC. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kelayakan finansial usaha KJA di Waduk Cirata, menentukan biaya yang harus dikeluarkan pihak PT. PJB UP Cirata dan BPWC untuk melakukan pengeluaran sedimen limbah KJA dan biaya yang harus dikeluarkan oleh petani pemilik KJA per unit, menganalisis pengaruh pembayaran biaya untuk mengeluarkan sedimen limbah dari pemilik usaha KJA di Waduk Cirata kepada pihak PT. PJB UP Cirata dan BPWC terhadap kelayakan usaha KJA di Waduk Cirata. Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan Metode Analisis Biaya dan Manfaat (Cost and Benefit Analysis) dengan menggunakan komputer melalui program Microsoft Excel. Usaha keramba jaring apung di Waduk Cirata merupakan usaha yang layak untuk diusahakan setelah dilakukan analisis biaya dan manfaat terhadap usaha tersebut dengan nilai NPV sebesar Rp 53.594.849,00 per unit, nilai BC rasio sebesar 2,66 , nilai IRR sebesar 64,86 persen, dan payback period selama 1 tahun 8,5 bulan. Besar biaya yang ditanggung pihak PT. PJB UP Cirata dan BPWC untuk melakukan pengeluaran sedimen limbah keramba jaring apung dengan metode flushing yaitu sebesar Rp 28.240.066.960,00 yang dihitung berdasarkan hilangnya air waduk yang digunakan untuk menggelontorkan sedimen yang seharusnya dapat digunakan untuk menggerakkan turbin yang dapat menghasilkan energi listrik.