Kandungan Tembaga (Cu) pada Air Laut, Sedimen dan Kerang Kapak (Pinna sp) di Wilayah Jelengah, Sumbawa Barat
Abstract
Logam Cu di lingkungan perairan laut dangkal bervariasi akibat dari berbagai proses seperti pengenceran, adsorpsi oleh partikel, terakumulasi dalam biota dan mengendap di sedimen. Dalam lingkungan perairan ada tiga media yang dapat dipakai sebagai indikator pencemaran logam berat, yaitu air, sedimen dan organisme hidup. Penelitian ini bertujuan menentukan kadar Cu di air, sedimen, dan kerang kapak (Pinna sp) yang hidup di wilayah perairan Jelengah, Sumbawa Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Januari-April 2012 yang terdiri dari kegiatan lapang dan analisis logam berat di laboratorium. Kegiatan lapang mencakup pengukuran kualitas air, pengambilan sampel air dan sedimen untuk analisis Cu dilakukan pada 9 stasiun yang menyebar pada arah barat, utara dan selatan dari timur perairan Jelengah serta pengambilan sampel kerang kapak. Sampel air, sedimen dan kerang tersebut di ekstrak kemudian dianalisis menggunakan Atomic Absorption Spectrometry (AAS) untuk mengukur konsentrasi Cu di air, sedimen dan biota, sedangkan fraksi sedimen menggunakan metode pengayakan dan metode pipet untuk mengukur komposisi fraksi lanau dan liat. Konsentrasi logam Cu terlarut berkisar antara ttd–0,011 mg/l, konsetrasi Cu pada sedimen berkisar antara 1,39-5,13 mg/kg dan pada Pinna sp berkisar antara 0,69- 6,66 mg/kg. Presentase fraksi sedimen di semua lokasi stasiun penelitian didominasi oleh fraksi pasir dan fraksi pasir sangat kasar. Komponen fraksi batu atau kerikil memiliki kisaran nilai 4,68-33,17%, fraksi pasir sangat kasar 20,06- 64,01%, fraksi pasir kasar 16,23-44,23%, fraksi pasir medium 1,8-14,84%, fraksi pasir halus 0,59-16,87%, fraksi lanau 0,02-0,11%, dan fraksi liat 0,03-0,1%. Nilai kualitas perairan Jelengah yaitu suhu perairan: 27,1-29,8°C, salinitas: 31,5-32,0 ‰, pH: 7,31-8,17, kekeruhan: 0,19-1,95 NTU. Penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi logam berat Cu pada air di beberapa stasiun terindikasi lebih tinggi jika dibandingkan dengan baku mutu, sedangkan konsentrasi Cu pada sedimen dan Pinna sp berada di bawah nilai baku mutu.