Analisis Gender dalam Kegiatan Pengelolaan Hutan Rakyat dan Kontribusi Hutan Rakyat Terhadap Pendapatan Rumah Tangga (Kasus Hutan Rakyat di Desa Sukaresmi, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat)
Abstract
Sumber Daya Alam (SDA) di Indonesia saat ini telah banyak yang mengalami degradasi. Akibatnya, hampir setiap tahun terjadi bencana alam seperti banjir dan longsor di berbagai daerah di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah telah mencanangkan model Rehabilitasi Hutan dan Lahan Partisipatif (RHLP) sebagai salah satu alternatif perbaikan SDA. Program RHLP melibatkan masyarakat dan pemerintah untuk memperbaiki kondisi lahan kritis dengan melakukan pengembangan hutan pada lahan petani yang dikombinasikan dengan tanaman pertanian (semusim). Masyarakat yang terlibat tidak hanya kaum lakilaki saja tetapi perempuan juga dapat ikut serta, sehingga akan tercipta kesetaraan gender. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis peran perempuan dan laki-laki dalam kegiatan dan pengambilan keputusan pada pengelolaan hutan rakyat, serta menganalisis kontribusi hutan rakyat terhadap pendapatan rumah tangga petani. Sasaran penelitian yaitu rumah tangga petani hutan rakyat yang terlibat dalam program RHLP di Desa Sukaresmi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi literatur, dan wawancara. Pengambilan responden diambil dengan cara sensus. Jumlah responden yaitu 60 rumah tangga yang dikelompokan berdasarkan strata kepemilikan lahan. Petani mencurahkan sebagian besar waktu kerjanya pada kegiatan pengelolaan hutan rakyat, yaitu curahan waktu kerja laki-laki sebesar 17,30 HOK/bulan atau 56,63% dan perempuan sebesar 15,49 HOK/bulan atau 35,37%, sehingga laki-laki lebih berperan dalam pengelolaan hutan rakyat. Pengambilan keputusan dalam pengelolaan hutan rakyat, masalah keuangan, dan aktivitas sosial didominasi oleh laki-laki atau suami. Sedangkan masalah menyangkut kepentingan bersama dilakukan pengambilan keputusan secara bersama sesuai dengan kesepakatan antara suami dan istri. Istri mempunyai peran dalam pengambilan keputusan dalam masalah domestik keluarga, sehingga kesetaraan gender dalam pengambilan keputusan sudah cukup baik. Namun, belum terjadinya keseimbangan peran yang sempurna antara laki-laki dan perempuan dalam kegiatan sosial yang dibuktikan dengan minimnya perempuan dalam menghadiri pertemuan di desa atau kegiatan sosial lainnya. Usaha hutan rakyat berkontribusi lebih besar terhadap pendapatan rumah tangga petani sebesar 54.15% daripada usaha non hutan rakyat dan non pertanian. Kontribusi hutan rakyat terbesar terdapat pada kepemilikan lahan strata II (0,6Ha-1,0Ha) sebesar Rp. 14.043.750,00 /tahun.
Collections
- UT - Forest Management [2835]