Potensi Jamur Pelapuk Putih untuk Biochemical Pulping Kayu Acacia mangium Willd
Abstract
Hutan di Indonesia memiliki keanekaragaman hayati berlimpah, baik keanekaragaman flora, fauna, maupun keanekaragaman jamur. Banyak potensi jamur yang berguna yang belum banyak dimanfaatkan. Salah satu jamur yang mempunyai potensi dan berguna dalam bidang industri kehutanan yaitu jamur Phanerochaete chrysosporium yang berfungsi mendegradasi lignin. Disamping itu, penggunaan kertas kian lama kian meningkat. Penggunaan kertas yang kian meningkat menyebabkan produksi kertas meningkat sehingga meningkatkan pencemaran lingkungan. Oleh karena itu diperlukan proses dalam pembuatan kertas yang ramah lingkungan guna mengurangi pencemaran lingkungan tersebut. Salah satu proses dalam pembuatan kertas yaitu pembuatan pulp. Pembuatan pulp kimia dengan menggunakan agen biologi pada awal proses pembuatan disebut biochemical pulping. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi jamur P. chrysosporium sebagai agen pendegradasi lignin pada perlakuan pendahuluan biochemical pulping chips kayu akasia, dan mengetahui potensi jamur P. chrysosporium terhadap sifat fisik kertas yang dihasilkannya. Penelitian ini dilakukan dengan perbanyakan inokulum P. chrysosporium pada media agar (PDA) dan media cair (MEC) pada botol polypropylene yang diinkubasi selama 7 hari pada suhu kamar. Sebanyak 100 gram chips kayu di oven selama 24 jam pada suhu 103±2ºC untuk memperoleh bobot kering. Setelah itu, chips direndam dengan larutan Malt Ekstrak Cair selama 24 jam. Chips yang telah direndam selama 24 jam kemudian ditiriskan dan disterilkan dengan menggunakan autoklaf. Setelah disterilisasi, chip dimasukkan ke dalam bioreaktor steril kemudian diberi inokulasi jamur. Bioreaktor disimpan pada ruang inkubasi yang telah ditutup rapat dan dalam kondisi tidak mendapat cahaya dan dengan suhu ruangan antara 25-26ºC, kelembaban 85-87% dan diinkubasi selama 2, 4, dan 6 minggu. Pengamatan visual pertumbuhan jamur dilakukan setiap seminggu sekali. Setelah masa inkubasi dilakukan perhitungan tingkat degradasi dan laju dekomposisi chips. Nilai pH diperoleh dengan mengambil sebanyak 2 gram chips kayu direndam dengan aquades selama 24 jam kemudian diukur pH-nya dengan menggunakan pH meter. Pembuatan pulp sulfat dilakukan dengan menggunakan nisbah antara larutan pemasak dengan kayu yaitu 4 bagian larutan pemasak dengan 1 bagian kayu dengan sulfiditas yang dipakai adalah 25%. Setelah pemasakan, bubur pulp dicuci sampai bebas larutan bahan kimia pemasak. Dari hasil pemasakan dapat diketahui nilai rendemen pulp. Pulp dilakukan pengujian bilangan kappa, dan sifat fisik yang meliputi Indeks Tarik (TAPPI T 494 om-88), Indeks Retak (TAPPI T 403 om-91), Indeks Sobek (TAPPI T 414-88) dan Ketahanan Lipat (TAPPI T 423 om - 89).
Collections
- UT - Silviculture [1275]