Show simple item record

dc.contributor.authorFajar, Irvan
dc.date.accessioned2013-05-14T06:35:37Z
dc.date.available2013-05-14T06:35:37Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/63535
dc.description.abstractPermintaan kayu yang tinggi menumbuhkan inisiatif masyarakat untuk membangun hutan rakyat, namun masih banyak masyarakat yang belum mengetahui sistem pengelolaan hutan rakyat yang baik dan dapat menguntungkan secara finansial. Wonosobo bagian utara dalam pengembangan hutan rakyat, masih banyak masyarakat yang menanam tanaman kehutanan hanya sebagai batas kepemilikan lahan saja karena pendapatan dari tanaman kehutanan tersebut dianggap kurang menguntungkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sistem pengelolaan agroforestry dan alasan pengembangan di lokasi penelitian, mengetahui kelayakan usaha secara finansial pada pengelolaan hutan rakyat, mengetahui sistem pemasaran kayu, serta mengetahui kontribusi pendapatan petani terhadap pendapatan total di Kabupaten Wonosobo. Penentuan responden dengan menggunakan metode stratified random sampling dengan jumlah responden sebanyak 45 orang yang didapat dari rumus slovin. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dilakukan dengan metode survey menggunakan alat bantu kuesioner dan didukung oleh teknik kuantitatif. Terdapat dua tipe agroforestry yang terdapat di Wonosobo, agrisilvicultural (albasia-cabe untuk tipe I, albasia-kopi untuk tipe III dan albasia-salak untuk tipe IV) dan silvopastural (albasia-HMT untuk tipe II). Hasil penelitian menunjukkan nilai kelayakan usaha hutan rakyat di Kabupaten Wonosobo pada berbagai strata kepemilikan lahan dari tipe agroforestry berdasarkan analisis finansial pada tingkat suku bunga 6,5% (suku bunga yg berlaku di Bank Indonesia tahun 2010) layak untuk diusahakan. Berdasarkan analisis pertambahan nilai (incremental analysis) dengan menghitung Δ BCR tiap strata, model agroforestry yang paling layak untuk diusahakan adalah pada tipe IV. Berdasarkan analisis sensitivitas, tipe IV masih layak diusahakan pada saat adanya peningkatan biaya operasional dan saat adanya penurunan produksi total sebesar 10%, 20% dan 30%. Hal tersebut membuktikan bahwa tidak ada pengaruh yang besar (tidak sensitif) terhadap perubahan NPV pada tipe IV sampai dengan perubahan 30%.en
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleSistem Pengelolaan dan Kinerja Finansial Berbagai Model Agroforestry di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengahen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record