Pemanfaatan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA), Mycorrhizal Helper Bacteria (MHBs), Serta Arang Kayu dan Batubara Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq).
Abstract
Kebutuhan kayu yang semakin meningkat, tidak dapat dipenuhi dari hutan alam saja. Untuk mengatasinya, pemerintah mempunyai kebijakan yaitu program peningkatan hutan produksi dengan pembangunan hutan tanaman yang berkualitas tinggi. Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq) merupakan tanaman yang mudah tumbuh dari famili Rubiaceae dan dapat tumbuh diberbagai tipe tanah. Jabon merupakan salah satu jenis tanaman yang potensial dikembangkan untuk hutan tanaman. Pembangunan hutan tanaman di Indonesia diprioritaskan pada areal alang-alang dan lahan kritis yang tidak produktif. Salah satu mikroorganisme yang dapat membantu adalah mikoriza. Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) adalah fungi yang bersimbiosis dengan akar tumbuhan. Simbiosis ini mempunyai peran penting dalam pengambilan unsur hara tanah, terutama fosfat, sehingga pertumbuhan tanaman dapat diperbaiki. Saat ini penggunaan arang hanya dikenal oleh masyarakat sebagai sumber energi, baik batubara, maupun arang kayu. Padahal arang ternyata mempunyai peranan baik dan penting sebagai soil conditioning dalam menyuburkan tanah. Tulisan ini menyajikan beberapa aspek positif dari pengembangan penggunaan arang untuk perbaikan kesuburan tanah dan penggunaan FMA jenis Gigaspora sp. dalam membantu meningkatkan pertumbuhan dan kualitas bibit di persemaian, serta meningkatkan daya hidup bibit di lapangan. Dalam rangka lebih meningkatkan kinerja FMA, maka eksplorasi bakteri (MHBs) yang bersimbiosis dengan spora FMA perlu dilakukan. MHBs ini selanjutnya diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas inokulum FMA. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap 3 faktorial, yaitu faktor arang sebanyak 7 taraf, faktor mikoriza sebanyak 2 taraf, dan faktor bakteri sebanyak 2 taraf. Dilakukan 5 kali ulangan pada masing-masing kombinasi perlakuan. Parameter pertumbuhan semai jabon yang diamati selama 12 MST antara lain, yaitu tinggi, diameter, infeksi akar, berat kering akar dan pucuk, NPA, IMB, serapan N, P dan K.
Collections
- UT - Silviculture [1361]