Strategi Adaptasi Dalam Pengelolaan Hutan Rakyat (Kasus: Desa Jugalajaya, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)
Abstract
Hutan rakyat telah berkembang sejak lama di kalangan masyarakat Indonesia. Menurut BPKH XI Jawa‐Madura (2009), potensi dan luas total hutan di Pulau Jawa dan Madura adalah sebesar 74.800.000 m3 atau setara dengan luas sebesar 2.585.014,06 ha. Pada tahun 2007 terjadi pembebasan lahan dari Perseroan Terbatas Perkebunan Negara (PTPN) VIII dimana 60% dari luas tanahnya dibagikan ke masyarakat Kecamatan Jasinga. Setelah adanya peristiwa tersebut, terjadi penambahan lahan garapan di petani hutan rakyat. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji strategi adaptasi masyarakat dalam pengelolaan hutan rakyat setelah adanya penambahan lahan garapan dan kontribusinya terhadap pendapatan rumah tangga petani serta faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan adaptasi. Strategi adaptasi yang dilakukan petani hutan rakyat di Desa Jugalajaya setelah mendapatkan tambahan lahan garapan yaitu dengan meningkatkan intensitas kunjungan ke kebun dan penambahan jumlah tenaga kerja. Rata-rata kontribusi pendapatan hutan rakyat terhadap pendapatan rumah tangga petani sebesar Rp 32.445.810/tahun/KK (Rp 2.703.817/bulan/KK) atau sebesar 72% dari total pendapatan. Pendapatan tersebut merupakan hasil penjualan dari kayu sengon, hasil buah-buahan, dan getah karet. Sedangkan pendapatan dari non-hutan rakyat berasal dari pekerjaan sampingan petani seperti jasa transportasi, wirausaha, dan buruh tani memberikan rata-rata kontribusi sebesar Rp 12.785.143/tahun/KK (Rp 1.065.428/bulan/KK) atau sebesar 28% dari total pendapatan. Indikator keberhasilan tingkat adaptasi yang dilakukan oleh petani diasumsikan adalah tingkat pendapatan. Semakin tinggi tingkat pendapatan yang diperoleh semakin berhasil pula petani dalam beradaptasi. Dari ketiga faktor yang diuji, faktor luas lahan merupakan faktor yang memiliki pengaruh nyata terhadap tingkat pendapatan petani.
Collections
- UT - Forest Management [2836]