Penentuan Daur Finansial Kelas Perusahaan Jati (Tectona grandis L. f.) dengan Menggunakan Analisis Kelayakan Finansial di KPH Cepu Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah
Abstract
Jati merupakan salah satu jenis kayu yang bernilai tinggi dan memiliki permintaan pasar yang cukup besar dan relatif stabil baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Oleh karena itu, dibutuhkan pengelolaan/pengusahaan hutan jati berdasarkan azas kelestarian untuk menjaga keberlanjutan produksi jati di masa yang akan datang. Salah satu ciri dari pengusahaan hutan yakni adanya waktu yang panjang untuk dapat memungut hasilnya. Oleh karena itu, daur atau umur tebang perlu ditetapkan dengan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini keuntungan tertinggi merupakan sasaran yang ingin dicapai oleh setiap pengelola hutan. Berdasarkan kondisi tersebut maka perlu ditetapkan daur finansial, yaitu pada umur berapa pengusahaan hutan jati (kelas perusahaan jati) dapat menghasilkan keuntungan atau nilai finansial terbesar. Penelitian ini dilaksanakan di KPH Cepu pada bulan Juni-Juli 2009. Data yang digunakan bersumber dari Buku Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan (RPKH) jangka perusahaan 2003-2012; Laporan Keuangan tahun 2006, 2007 dan 2008; Buku Tarif Upah tahun 2008; Laporan Definitif tahun 2006, 2007 dan 2008 serta Tabel Tegakan Wolf Von Wulfing. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam pengambilan keputusan untuk penetapan kebijakan-kebijakan bagi pihak KPH Cepu dalam usaha pengelolaan hutan sehingga tujuan dari pengelolaan hutan yaitu kelestarian ekonomi, kelestarian ekologi dan kelestarian sosial dapat tercapai. Dalam penelitian ini keputusan untuk menentukan daur alternatif terbaik dilaksanakan dengan melakukan analisis kelayakan finansial dengan menggunakan kriteria investasi (NPV, BCR dan IRR), nilai harapan lahan (NHL), laba bersih dan profit margin. Analisis finansial ini dilakukan untuk mengetahui daur yang layak untuk diusahakan jika dilihat dari segi finansial. Daur alternatif yang digunakan dalam analisis ini adalah 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80 dan 90 tahun. Sedangkan, tingkat suku bunga yang digunakan yaitu suku bunga rata-rata Bank Indonesia tahun 2009 (7,2%), suku bunga konsumsi (12%), suku bunga kredit bulan Maret 2009 (15,53%) dan suku bunga 16% sebagai suku bunga pembanding.
Collections
- UT - Forest Management [3061]