Karakteristik Reflektansi Spektral Lamun di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu.
View/ Open
Date
2013Author
Kurniasih
Siregar, Vincentius Paulus
Sunuddin, Adriani
Metadata
Show full item recordAbstract
Lamun merupakan satu-satunya vegetasi berpembuluh yang hidup terendam di air laut yang memiliki produktivitas primer tinggi dan berperan penting dalam menyokong kehidupan di perairan dangkal. Sebagai tumbuhan, lamun membutuhkan sinar matahari yang radiasinya dalam bentuk gelombang elektromagnetik (EM). Interaksi antara gelombang elektromagnetik dengan permukaan daun lamun akan memberikan informasi spektral lamun yang dapat digunakan dalam menganalisis citra satelit penginderaan jauh, khususnya untuk mendapatkan klasifikasi habitat lamun secara lebih rinci dan teliti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari karakteristik reflektansi spektral beberapa spesies lamun di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu. Pengambilan data di lapang dilaksanakan pada tanggal 8-13 Juni 2011 untuk lokasi pengambilan data dilakukan di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu dengan 2 titik stasiun yang berada di bagian Barat dan Timur Pulau Panggang. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis Kelautan, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada empat spesies lamun di Pulau Panggang pada dua stasiun yaitu Enhalus acoroides, Halodule uninervis, Syringodium isoetifolium, dan Cymodocea serrulata. Pola reflektansi dari keempat jenis lamun memiliki dua puncak gelombang yaitu pada panjang gelombang 500-600 nm (hijau) dan 700-750 nm (infra merah dekat). Analisis pengelompokan (cluster) berupa dendogram yang menunjukan bahwa kelompok 1 (Enhalus acoroides, Cymodocea serrulata, dan Halodule uninervis ) dan 2 (Syringodium isoetifolium) memiliki ketidaksamaan yang cukup besar dengan skala jarak atau ketidaksamaan 7.46. Perbedaan jarak tersebut disebabkan oleh variasi pigmen daun dan morfologi daun lamun yang teramati di lapang. Hasil analisis diskriminan menunjukan bahwa spektrum ungu (400-450 nm), merah (620-700 nm), dan orange (585-620 nm) merupakan variabel yang saling berkorelasi kuat dengan fungsi diskriminan pertama (D1). Dengan kata lain bahwa kedua spektrum ini merupakan peubah yang dapat membedakan karakteristik antar spesies lamun. Hasil analisis korespondensi menunjukan adanya keterkaitan antara spesies lamun dengan spektrum panjang gelombang tertentu. Keterkaitan tersebut ditunjukkan pada dimensi pertama dengan inertia 84.70% , sehingga hubungan antar variabel lebih utama dijelaskan pada pada dimensi pertama yang lebih dapat menggambarkan kedekatan antar variabelnya.