Penggolongan Morfometrik Babi Kelompok Parung, Getasan dan Klungkung Melalui Pendekatan Analisis Diskriminan Fisher, Wald-Anderson dan Jarak Minimum D2 Mahalanobis
Abstract
Informasi karakteristik fenotipik berdasarkan morfometrik pada babi yang di-pelihara di Indonesia dapat dijadikan sebagai dasar pengembangan babi lebih lanjut dengan tidak mengabaikan kemurniannya. Penelitian ini bertujuan untuk meng-golongkan babi secara morfometrik. Penelitian dilakukan di Parung, Getasan dan Klungkung. Materi yang digunakan dalam penelitian adalah babi peranakan dan babi lokal yang telah mencapai dewasa tubuh. Variabel-variabel ukuran yang diamati adalah tinggi pinggul, lebar pinggul, panjang rump, lingkar pergelangan kaki, panjang badan, tinggi pundak, lebar dada dan dalam dada. Analisis data menggunakan statistik T2 Hotteling, analisis diskriminan Fisher, Wald-Anderson dan jarak minimum D2 Mahalanobis. Hasil uji T2 Hotteling menunjukkan bahwa ukuran tubuh babi jantan lebih besar daripada babi betina pada kelompok Parung (P<0,05), Getasan dan Klungkung (P<0,01). Hasil uji T2 Hotteling nyata antara jantan kelompok Parung dan Getasan (P<0,05); sangat nyata antara betina kelompok Parung dan Getasan, antara jantan maupun betina kelompok Parung dan Klungkung, antara jantan maupun betina kelompok Getasan dan Klungkung (P<0,01). Variabel-variabel pembeda antara babi betina kelompok Parung dan Getasan adalah lingkar pergelangan kaki dan lebar dada, yang membentuk persamaan diskriminan Y= –1,476X4 – 0,310X7; antara jantan kelompok Parung dan Klungkung adalah panjang rump, lebar dada, tinggi dan lebar pinggul, yang membentuk persamaan diskriminan Y=1,399X1 + 3,988X2 – 10,375X3 – 0,440X7; antara betina kelompok Parung dan Klungkung juga antara jantan maupun betina kelompok Getasan dan Klungkung adalah panjang rump, lingkar pergelangan kaki, panjang badan, tinggi pundak, lebar dada, tinggi dan lebar pinggul, yang masing-masing membentuk persamaan diskriminan Y = 9,893X1 + 3,124X2 – 11,646X3 + 9,017X4 – 0,505X5 + 1,810X6 – 8,453X7; Y = 5,680X1 + 3,433X2 – 12,243X3 + 2,264X4 – 1,718X5 – 1,834X6 – 0,122X7; dan Y = 0,648X1 + 1,261X2 – 5,182X3 + 3,679X4 – 0,301X5 + 1,103X6 – 1,11X7. Kesalahan penggolongan terbesar ditemukan antara betina kelompok Parung dan Getasan dengan faktor koreksi 92,5%. Penggolongan berdasarkan jarak minimum D2 Mahalanobis menghasilkan dua percabangan ketidakserupaan morfometrik tubuh. Babi kelompok Parung dan Getasan memiliki ketidakserupaan morfometrik tubuh pada jantan dan betina masing-masing sebesar 1,6620 dan 1,6710. Jarak ketidakserupaan morfometrik kedua kelompok babi tersebut terhadap kelompok Klungkung, pada jantan dan betina masing-masing sebesar 11,8370 dan 7,5542.