Potensi Kitosan dari Ulat Tepung (Tenebrio molitor L.) pada Tingkat Umur yang Berbeda
Abstract
Kulit ulat tepung yang keras mengandung zat kitin sehingga memungkinkan untuk dijadikan sebagai salah satu alternatif penghasil kitosan. Kitosan dalam dunia peternakan memiliki banyak fungsi salah satu diantaranya ialah mampu meningkatkan bobot badan dan kualitas telur ayam. Mengingat besarnya manfaat kitosan dalam dunia peternakan maka perlu dicari alternatif penghasil kitosan khususnya dari komoditas peternakan itu sendiri. Murah dan mudahnya pemeliharaan ulat tepung ini menjadikan ulat tepung sebagai salah satu komoditas paling potensial sebagai alternatif sumber penghasil kitosan. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui kadar dan kualitas kitosan yang dihasilkan dari kulit ulat tepung pada umur yang berbeda (2, 3 dan 4 bulan). Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April hingga Juni 2009. Ekstraksi kitin dan kitosan dilakukan di Laboratorium Biokimia Hasil Perairan, Departemen Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, dan uji infrared dilakukan di Laboratorium Biofarmaka, Institut Pertanian Bogor. Ulat tepung yang digunakan berumur 2, 3 dan 4 bulan yang diproses untuk menghasilkan kulit kering ulat tepung. Kitosan diperoleh melalui proses deproteinasi, demineralisasi dan deasetilasi. Peubah yang diamati meliputi rendemen, warna, ukuran partikel, kadar air, kadar abu, kadar protein dan derajat deasetilasi. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan umur yang terdiri dari tiga taraf yaitu 2, 3 dan 4 bulan. Tiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Data yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA (Analysis of Variance) pada taraf nyata 5%. Apabila perlakuan berpengaruh nyata akan dilakukan pengujian dengan uji jarak berganda Duncan.